Suatumasa sebelum diutusnya Nabi SAW, salah seorang Kisra (Raja) Persia yang adil bijaksana sedang berburu di hutan belantara. Karena asyiknya mengejar buru

Connection timed out Error code 522 2023-06-14 183345 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d74a91898350c39 • Your IP • Performance & security by Cloudflare

Dongeng Raja yang Baik Hati"Story Telling - TKA KubroSelasa, 2 September 2020#sekolahalamindonesia#homebaselearning

Kisah kerajaan-kerajaan selalu dipenuhi oleh unsur politik dan peperangan. Tidak salah jika batasan antara raja yang jahat dan yang baik sangatlah tipis. Beberapa mengatakan raja A baik, tapi di sisi lain ada yang mengatakan raja A sekian banyaknya cerita, terdapat beberapa nama raja yang tercatat memiliki kisah baik dan dinilai sebagai raja yang penuh welas asih. Berikut ini adalah beberapa nama Vespasian, Kaisar adalah kaisar pengganti Nero. Dia banyak memperbaiki kesalahan yang dibuat oleh kaisar sebelumnya. Sebagai contoh Vespasian membuat program pembangunan ulang setelah banyaknya kehancuran serta menelusuri kasus-kasus hukum penyebab kekacauan di masa pemerintahan Æthelstan, Raja seseorang yang diakui sebagai raja pertama Inggris, dirinya harus banyak berurusan dengan serangan Viking. Namun dalam mengatasi tiap serangan tersebut, Æthelstantidak melawannya dengan brutal melainkan dengan cara mengulur serangan mereka. Selain itu Æthelstan juga banyak membangun sistem peradilan yang lebih Henry VI, raja bukanlah seorang prajurit seperti raja-raja pendahulunya. Oleh karena itu dia lebih memilih untuk membantu orang-orang yang kesusahan di sekitarnya. Namun karena sifat lemah lembutnya tersebut, Henry harus turun takhta dan dipenjara di Menara London, tempat terakhir dia menghabiskan hidupnya. Baca Juga Sebuah Kerajaan, Ini 9 Fakta Unik Negara Monako 4. Charles I, raja dua sisi koin, Charles memiliki sisi lemah lembut sekaligus sisi keras. Dia lembut sebagai seorang Charles, dia keras sebagai seorang raja Inggris. Hal ini membuatnya susah dimengerti oleh orang-orang di sekitarnya. Situasi ini membuat Charles berakhir pada pemancungan Suleiman I, Raja raja Suleiman berlangsung selama 69 tahun dan dalam masa tersebut, kerajaan Ottoman mencapai masa keemasan. Pembenahan dalam masalah pengajaran, legislatif, perpajakan hingga hukuman kriminal, semuanya dilakukan dalam masalah pemerintahan Fulin, Kaisar adalah kaisar kerajaan Cina yang hanya berumur 12 tahun ketika memerintah negeri tersebut. Walaupun berumur masih muda, namun kebijakannya membawa banyak perubahan dalam kerajaan tersebut. Fulin memerangi korupsi di negerinya, bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan lain di dekatnya, sekaligus menoleransi keberagaman Baldwin IV, Raja Baldwin menyelamatkan Yerusalem dari sebuah invasi dan dia melakukannya dalam kondisi sakit. Dia melakukan semua itu di saat berumur 16 tahun saat Saladin, Sultan Mesir dan Siria, menyerang. Sayang, kisah raja ini tidaklah panjang. Pada saat umur 23 tahun, Baldwin IV meninggal karena kondisi penyakitnya yang semakin raja yang disukai oleh rakyatnya memang sangat susah. Tidak salah jika banyak orang baik memilih untuk tidak menjadi pemimpin sama sekali. Di Indonesia, menurutmu siapa pemimpin yang paling baik hati? Baca Juga 7 Film Biografi Sejarah Tokoh Kerajaan Eropa dengan Cerita yang Dalam Berikutini cerita rakyat dari Kalimantan Selatan yang menceritakan raja baik hati yang berlaku bijak kepada rakyatnya. Dikisahkan terdapat seorang janda yang hidup dengan anaknya yang masih kecil di Kalimantan Selatan. Mereka berdua hidup sangat sederhana di sebuah gubuk tua. Tempat tinggal mereka tidak jauh dari istana kerajaan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Raja Yang Baik HatiDahulu kala, hiduplah seorang janda miskin dan anak laki-lakinya yang masih kecil. Mereka tinggal di sebuah gubuk tua yang kecil. Gubuk tersebut letaknya tidak jauh dari istana. Negeri itu dipimpin oleh seorang raja yang sangat arif, baik hati, dan bijaksana. Raja tersebut dekat dengan rakyat-rakyatnya mulai dari orang tua sampai anak kecil, ia sangat dekat dengan sore, banyak anak-anak kecil yang bermain di halaman istana, begitu juga dengan anak janda tersebut. Karena miskin, anak ini hanya mempunyai seekor nyamuk yang diikat dengan benang. Kemanapun anak itu pergi, nyamuk itu selalu di hari ketika anak tersebut bermain di istana, ia lupa waktu dan tidak sadar kalau hari sudah menjelang malam. Karena takut akan dimarahi oleh ibunya, anak tersebut pulang dengan tergesa-gesa. Tetapi, sebelum ia pulang kerumah anak tersebut sempat menemui raja terlebih dahulu untuk berpamitan dan menitipkan nyamuknya di istana. Lalu, sang raja menyuruh anak tersebut untuk mengikat nyamuknya di tiang yang ada di halaman istana. Anak itu mengikat nyamuk tersebut di sana dan bergegas harinya anak itu kembali lagi ke istana untuk bermain bersama teman-temannya. Anak tersebut ke halaman istana untuk mengambil nyamuknya yang kemarin ia ikatkan di tiang. Tetapi ketika ia hendak ingin mengambil nyamuk tersebut., nyamuk tersebut sudah tidak ada, lalu ia meliat di samping tiang tersebut ada seekor ayam, anak tersebut berpikir bahwa ayam tersebut yang telah memakan nyamuk kesayangannya. Lalu ia bergegas pergi untuk menemui raja, dan menceritakan kejadian tentang nyamuknya yang hilang. Sang raja berkata kepada anak tersebut agar anak itu mengambil ayam tersebut sebagai pengganti nyamuknya yang telah dimakan oleh ayam tersebut. Sang anak sangat senang, ia berniat untuk membawa pulang ayam tersebut dan dihadiahkan untuk ibunya. Anak tersebut menitipkan ayam itu di istana lagi, dan raja hari selanjutnya, anak itu kembali ke istana untuk mengambil ayam tersebut, tetapi ketika anak itu hendak mengambil ayam miliknya, ayam tersebut menghilang. Anak itu mencari di sekeliling istana, anak tersebut menemukan ayamnya sedang berusaha mengambil beras yang sedang ditumbuk dengan lesung oleh ibu-ibu di istana. Meskipun sudah dihalau berulang-ulang ayam tersebut tetap berusaha mengambil beras-beras tersebut. Akhirnya ayam tersebut terkena pukulan lesung dan mati. Anak tersebut sangat sedih melihat hal tersebut. Anak itu kembali menemui raja dan menceritakan semuanya. Sang raja dengan baik hati berkata agar anak itu mengambil lesung tersebut sebagai pengganti ayamnya. Anak itu kembali tersenyum, lagi-lagi karena hari sudah mulai malam, anak tersebut menitipkan lesung itu di istana. Sang raja pun kembali mengizinkan, sang raja mengusulkan anak itu untuk menyandarkan lesung tersebut di bwah pohon nangka di halaman istana. Anak tersebut mengikuti usulan sang hari, anak tersebut kembali ke istana untuk bermain bersama teman-temannya. Seusai anak itu bermain dan hendak untuk pulang, ia teringat lesung miliknya. Anak itu pun pergi untuk mengambil lesung miliknya. Tetapi, betapa kagetnya anak itu melihat lesungnya telah patah tertimpa buah nangka yang sangat besar. Anak itu kembali melapor kepada biasa dengan bijaknya sang raja menyuruh anak tersebutt untuk mengambil nangka tersebut sebagai pengganti lesungnya yang telah patah. Tetapi nangka tersebut terlalu besar, anak tersebut tidak bisa membawanya sendiri. Ia kembali menitipkan nangka itu di istana, dan akan meminta bantuan teman-temannya untuk membawa nangka tersebut pulang. Raja menyuruh anak tersebut untuk meletakkan nangka tersebut di samping pintu anak tersebut pergi, anak perempuan raja datang dan mencium aroma nangka yang sangat menggoda, anak perempuan raja mencari asal bau tersebut dan menemukan nangka itu di samping pintu dapur. Anak perempuan raja, menyuruh pembantu istana untuk membelah nangka tersebut, kemuadia anak erempuan raja menghabiskan nangka harinya, anak laki-laki itu datang dengan beberapa temannya untuk membawa pulang nangka miliknya. Tetapi begitu mereka sampai di depan pintu dapur nangka tersebut sudah tidak ada. Anak tersebut melihat kearah tempat sampah istana dan anak tersebut menemukan banyak biji-biji nangka dan kulitnya, anak tersebut sangat sedih, lalu ia menemui sang raja dan menceritakan semunya. Mendengar cerita anak anak tersebut, sanga raja hanya tersenyum. Lalu berkata dengan bijak, “Nak, nangka mu telah dimakan oleh putriku, maka aku akan memberikan putriku untukmu.”Saat itu anak tersebut tidak mengerti perkataan sang raja, karena anak tersebut masih sangat kecil. Ketika anak kecil itu sudah beranajak dewasa dan menjadi pemudan yang sangat tampan, begitu juga anak perempuan raja, ia sudah menjadi gadis yang sangat cantik. Sang raja pun menikahkan mereka berdua, mereka melakukan pernikahan dengan pesta yang sangat meriah. Ibu dari pemuda itupun diboyong ke istana dan hidup Budi Pekerti Kita harus meniru sikap sang raja yang arif, baik hati, dan bijaksana Meniru sikap raja yang mudah bergaul dengan siapa saja. Lihat Dongeng Selengkapnya
PesanMoral. Dongeng Gajah yang Baik Hati mengandung beberapa pesan moral. Amanat pertama, jadilah orang yang suka menolong tanpa pamrih, seperti halnya si Gajah yang suka menolong binatang lainnya. Dari hewan baik hati ini, kamu juga bisa memetik pelajaran lainnya, yaitu mudah memaafkan kesalahan seseorang.
Dahulu kala, ada seorang raja yang bijak sana dan baik hati. Ia sangat suka menolong dan membantu rakyatnya yang hidup miskin. Rakyatnya pun hidup makmur dan bahagia. Semua rakyat mencintainya. Suatu hari, datang seorang buruh miskin ke istana. Sang Raja memperbolehkannya masuk. “Raja yang baik hati, tolonglah saya. Anak saya sedang sakit, namun saya tidak punya uang untuk membawanya berobat. Tolonglah berikan kepada saya yang agar saya bisa membawa anak saya berobat.” Tanpa berpikir panjang, Raja memerintahkan pelayannya untuk mengambil uang dan emas untuk diberikan kepada buruh miskin itu. Buruh itupun berterima kasih dan menyalami tangan Raja. Buruh itu berjanji tidak akan melupakan kebaikan hati dan pertolongan Raja. Suatu hari, terjadi perang besar. Kerajaan diserang oleh pasukan kerajaan sebelah. Raja yang baik hati kalah dalam pertarungan itu karena jumlah pasukannya lebih sedikit dibanding jumlah pasukan kerajaan lawan. Harta dan istananya pun dirampas. Ia pun dijadikan buruh di desa bersama rakyat-rakyat lainnya. Suatu hari, Raja bertemu dengan buruh miskin yang dibantunya dulu. Buruh miskin itu mengenalinya dan langsung menyapa, “Hai Raja, masih ingatkah kau padaku, buruh miskin yang kau bantu dulu?” “Aku bukan seorang raja lagi, kau tidak perlu memanggilku Raja. Tentu saja aku masih ingat padamu,” kata Raja. “Tidak, bagaimanapun keadaanmu, aku akan tetap menghormatimu sebagai rajaku. Jika mau, tinggallah di rumahku,” kata buruh itu. Si Raja yang tidak punya tempat tinggal pun setuju. Lalu, mereka pergi ke rumah si Buruh. Alangkah terkejutnya si Raja ketika melihat rumah si Buruh bagus dan indah. Ternyata, si Buruh sudah menjadi saudagar kaya. “Setelah anakku sembuh, aku bekerja sangat keras dan menggunakan uang yang kau berikan untuk modalku. Aku bisa menjadi saudagar kay. Namun, semua ini tidak akan bisa kudapatkan tanpa bantuanmu. Terima kasih, Raja. Sebagai balas budiku, tinggallah disini bersamaku,” pinta si Buruh. Sang Raja mengangguh setuju. Nasihat Saling menolonglah serta jadilah orang yang baik hati dan dermawan. About rina Lorem ipsum dolor sit amet, consetetur sadipscing elitr, sed diam nonumy eirmod tempor invidunt ut labore et dolore magna aliquyam erat.
KisahPangeran Yang Sombong Dan Pangeran Baik Hati. Pada dongeng anak Indonesia kali ini, kita akan membaca sebuah dongeng anak yang bermula dari seorang pangeran yang tampan yang bakal memimpin sebuah kerajaan di negeri antah berantah. Pada suatu hari raja memanggil seluruh pegawai istana, raja ingin menyampaikan sesuatu yang paling penting
Jakarta - Membacakan dongeng sebelum tidur adalah hal yang paling dinantikan oleh Si Kecil nih, Bunda. Bukan tanpa alasan, kisah yang Bunda ceritakan tak hanya menarik, tetapi juga memiliki pesan moral untuk Si penelitian mengungkapkan bahwa membacakan dongeng sebelum tidur bisa membuat Si Kecil belajar lebih banyak hal daripada apa yang mereka pikirkan. Pernyataan ini diungkapkan langsung oleh Kepala Institut Nasional Kesehatan Anak dan Perkembangan Manusia, Reid Lyon."Penelitian saraf menunjukkan ketika orang tua atau pengasuh berinteraksi dengan anak-anak secara verbal, termasuk membacakan untuk mereka, anak-anak akan belajar lebih banyak jika dibandingkan dengan yang kita pikirkan," katanya dikutip Resveralife. ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Tak hanya itu, membacakan dongeng juga menjadi salah satu aktivitas yang bisa membangun kedekatan Bunda dan Si Kecil, lho. Sarah McGeown, Dosen Psikologi Perkembangan di Universitas Edinburg, membaca buku cerita dengan anak bisa menjadi aktivitas bonding yang bingung menentukan dongeng sebelum tidur penuh makna yang moral ya, Bunda. Berikut ini Bubun bantu rangkumkan Batu di Tepi Danau Laut TawarHiduplah sepasang suami istri dengan anak perempuannya yang cantik jelita di Negeri Aceh. Selain cantik, ia juga rajin dan sangat menyayangi pemuda tampan ingin meminang gadis itu. Ia berasal dari keluarga terhormat dan kaya raya di negeri seberang. Si gadis menerima pinangan si pemuda setelah keluarganya memberi restu. Pesta pernikahan pun dilangsungkan dengan amat beberapa hari, pemuda itu hendak pulang ke kampung halaman. Ia mengajak istrinya. Hati sang istri amat berat meninggalkan keluarga dan desanya. Namun, ia harus mengikuti ajakan suami sebagai tanda bakti dan kesetiaan kepada suaminya."Anakku, tinggallah di negeri suamimu," pesan sang ayah. "Ingatlah, selama dalam perjalanan, jangan menoleh ke belakang. Jika melakukannya, kau akan menjadi batu!"Si gadis dan suaminya pun meninggalkan desa. Mereka memulai perjalanan jauh menuju negeri di seberang lautan. Hingga tibalah mereka di Danau Laut Tawar. Mereka menaiki sebuah sampan dan menyeberangi danau sampan mengarungi danau, si gadis mendengar suara ibunya. Suara itu terus memanggil-manggil namanya. Kejadian itu berlangsung lama. Akhirnya, si gadis lebih memilih menoleh. Petaka pun seketika terjadi. Sesaat setelah si gadis menolehkan wajahnya ke belakang, tubuhnya berubah menjadi sedih hati sang suami. Karena terlalu cinta, sang suami ingin selalu bersama istrinya. Ia lantas memohon kepada Tuhan agar dirinya berubah menjadi batu. Selesai memohon, tubuh si pemuda berubah menjadi batu. Sepasang batu itu berada di tepi Danau Laut moral Dari kisah ini kita harus mematuhi nasihat orang tua dan hendaknya tidak mengingkari janji, Dongeng Anak Si Kancil dan SiputPada suatu hari yang cerah, Kancil sedang berjalan dengan santai di pinggir sungai. Disana ia bertemu dengan Siput yang merangkak dengan lambat. Kancil lalu datang menghampiri Siput dengan langkah yang angkuh."Hai Siput," kata Kancil dengan sombong. "Apakah kamu berani adu cepat denganku?"Mendengar pertanyaan itu, Siput tentu saja terkejut. Ia merasa diejek oleh Kancil. Walaupun begitu, Siput menerima ajakan Kancil."Baiklah, Kancil," kata Siput yang menerima ajakan Kancil. "Aku terima ajakanmu. Tapi jangan malu ya, kalau nanti justru kamu yang sendiri yang kalah.""Hahahaha," seketika Kancil tertawa mendengar ucapan Siput. "Mana mungkin kamu bisa mengalahkan aku, Siput? Kamu adalah hewan perangkak yang sangat lambat."Mendengar hal itu, bukannya membatalkan ajakan Kancil, Siput justru makin menantang Kancil. "Baik, tentukan saja kapan kita akan berlomba!""Hari Minggu besok, di sini," kata Kancil. "Pasti akan ada yang melihatku memenangkan lomba. Catat itu." Kancil lalu bergegas pergi dengan menunggu hari perlombaan, Siput mengatur taktik agar Kancil bisa merasakan rasa angkuh dan sombongnya dengan kekalahan. Ia segera mengumpulkan semua siput yang ada di sekitar sungai. Mereka semua tentu saja ingin Kancil kalah."Hai teman-temanku, tentu saja kita berkumpul disini untuk membicarakan perlombaan dengan Kancil," kata Siput yang akan berlomba."Tapi bagaimana caranya? Kita memang sudah pasti kalah, karena kita merangkak dengan lambat," kata siput yang lain."Kita harus membagi tugas," kata Siput. "Kalian harus berpencar di setiap rerumputan di pinggir sungai, sampai garis finish. Nanti kalau dipanggil Kancil, kalian harus jawab.""Ide yang cerdas! Kita akan menang!"Akhirnya datang hari perlombaan. Semua siput sudah siap di posisinya masing-masing. Penonton bersorak sorai. Ada yang mendukung kancil, ada juga yang mendukung siput. Hingga bendera diangkat, tanda lomba lomba dimulai, Kancil berlari dengan sangat kencang. Semua tenaga ia kerahkan agar bisa memenangkan perlombaan itu. Tapi setelah berlari sekian kilometer, napasnya mulai terengah-engah dan memutuskan untuk beristirahat di bawah ketika ia baru saja akan duduk, ia melihat Siput berjalan."Siput!" kata Kancil."Ya, aku di sini, Kancil," kata Siput yang berjalan di depan lalu berlari kencang meninggalkan siput itu. Dia mulai kehabisan tenaga ketika sampai di pohon besar yang rindang. Kancil kembali duduk untuk beristirahat. Tapi Siput datang melewatinya."Siput!" kata Kancil."Ya, aku di sini, Kancil," begitu seterusnya yang terjadi. Hingga Kancil kelelahan dan Siput memenangkan garis finis, Kancil mengakui kekalahannya. Sementara, Siput yang memenangkan perlombaan hanya tersenyum tipis. Siput tidak merayakan kemenangan dengan moral Kita harus berani mengakui kekalahan Batu MenangisIlustrasi Dongeng Pengantar Tidur/ Foto Tim HaiBundaAlkisah, di sebuah desa terpencil hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita bernama Darmi. Mereka tinggal di sebuah gubuk yang terletak di ujung memang cantik, parasnya indah menawan. Namun, tingkah lakunya sangatlah tidak cantik dan sifatnya sangatlah tidak hari Darmi selalu bersolek di kamarnya. Ia tidak pernah mau membantu ibunya sedikit pun membereskan isi rumah. Kamarnya selalu berantakan. Darmi tidak peduli akan hal itu, ia hanya peduli pada wajahnya yang cantik jelita tiada terkira haruslah selalu tampil Darmi yang sudah tua, setiap hari selalu bekerja keras demi mendapatkan uang. Apapun jenis pekerjaannya, selama itu halal, akan ia kerjakan. Semua itu ia lakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan Darmi, anak semata Darmi juga kerap diperlakukan seperti pembantu. Setiap ditanya siapa yang berjalan di belakangmu, ia selalu menjawab bahwa ibunya adalah hal itu terus menerus, Ibu Darmi merasa sakit hati hingga berdo'a. Secara perlahan Darmi berubah menjadi batu. Ia terus menangis dan memohon kepada ibunya. Namun, semua sudah terlambat. Kini tubuhnya berubah menjadi batu yang terus mengeluarkan air moral Menyiratkan nasihat agar senantiasa hormat dan berbakti kepada orang tua. Dongeng tersebut dikutip dari buku yang berjudul Batu Menangis oleh Noor H. Bawang Merah dan Bawang PutihDahulu kala, hiduplah Bawang Putih dan saudara tirinya, Bawang Merah. Ibu Bawang Putih meninggal ketika ia masih bayi. Kemudian ayahnya menikah lagi dengan wanita lain dan memiliki anak bernama Bawang berselang lama, ayahnya pun meninggal. Setelah itu, kehidupan Bawang Putih amat menyedihkan. Kesehariannya, Bawang Putih selalu diminta untuk mengerjakan seluruh pekerjaan rumah termasuk mencuci hari ketika sedang mencuci, baju ibu tiri Bawang Putih hanyut. Bawang Putih pun bingung sampai akhirnya bertemu dengan seorang nenek yang mengatakan kalau ia menyimpan baju yang hanyut itu dan akan mengembalikannya dengan satu syarat. Bawang Putih harus membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Bawang Putih pun selesai, nenek itu mengembalikan baju ibu tirinya. Nenek itu juga memberinya hadiah. Bawang Putih harus memilih salah satu labu untuk dibawa pulang, ada labu besar dan labu kecil. Bawang Putih memilih yang kecil. Sesampainya di rumah alangkah terkejutnya ia beserta ibu dan saudara tirinya, ternyata labu itu berisi banyak harinya, Bawang Merah melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih. Ia pura-pura menghanyutkan pakaiannya. Kemudian, memilih labu yang besar. Ketika dibuka labu itu malah berisi Merah dan ibunya pun merasa itu adalah bentuk teguran dari Tuhan untuk mereka karena sudah memperlakukan Bawang Putih layaknya seorang pembantu. Mereka menyadari semua kesalahannya selama ini pada Bawang Putih dan meminta moral Tidak boleh berperilaku buruk terhadap orang lain dan memiliki sifat Petani SerakahPak Petani selalu ingin mendapatkan banyak uang. Pada musim semi, ia berseru kepada Tuhan, "Jika hari cerah, aku akan menuai gandumku."Pada hari berikutnya, matahari bersinar cerah. Pak Petani pun menuai sebagian gandumnya. Setelah itu, ia berseru kepada Tuhan lagi, "Seandainya hari ini hujan, pasti baik untuk gandumku yang lain."Esok harinya turun hujan. Pak Petani berkata, "Jika hujannya lebih lebat, gandumku pasti lebih cepat tumbuh". Pada hari berikutnya hujan kembali panas tiba, Pak Petani memanen gandum dan menumpuknya menjadi satu di ladang. Selesai bekerja, Pak Petani berkata, "Tuhan, seandainya Kau memberi lebih banyak hujan pasti hasil panenku jauh lebih besar dari ini."Musim panas masih berlangsung. Pak Petani ingin segera menanam gandum. Ia berseru dengan kesal, "Mengapa Engkau tidak memberiku lebih banyak hujan, Tuhan? Berilah hujan sehingga aku bisa menanam gandum dan memanennya!"Tuhan kemudian menurunkan hujan yang sangat lebat hingga berhari-hari. Banjir melanda ladang Pak Petani. Seluruh gandum Pak Petani hanyut terbawa moral Selalu bersyukur dengan apa yang diberikan oleh Tuhan. Nikmatilah apa yang Timun EmasIlustrasi Dongeng Pengantar Tidur/Foto Tim HaiBundaMbok Sirni tinggal sebatang kara. Suaminya sudah lama meninggal dan ia tidak dikarunia seorang anak pun. Kesehariannya, Mbok Sirni bertani sayur-sayuran di sekitar rumah. Kemudian menjualnya ke hari Mbok Sirni selalu memohon kepada Tuhan agar dikaruniai seorang anak. Suatu hari, saat sedang berdo'a tiba-tiba datang raksasa bermuka hijau bernama Buto Ijo."Aku bisa memberimu anak, tapi dengan satu syarat. Setelah berusia enam tahun, anak itu harus kamu berikan lagi kepadaku," kata Buto pikir panjang, Mbok Sirni pun menyetujuinya. Buto Ijo memberikan bibit timun untuk ditanam. Katanya salah satu dari timun itu nanti ada timun paling besar berwarna emas. Timun itulah yang berisi saja, dua minggu setelah bibit timun ditanam, Mbok Sirni menemukan timun yang paling besar diantara timun lainnya dan berwarna emas. Ketika dibelah, berisi bayi perempuan yang kemudian diberi nama Timun Emas oleh Mbok tahun berlalu, Timun Emas dan Mbok Sirni selalu bersama sampai tiba saatnya Buto Ijo datang untuk mengambil Timun Emas. Mbok Sirni sangat menyayangi Timun Emas lalu ia berdo'a agar selalu bersama. Kemudian datanglah seorang petapa yang memberinya bungkusan kecil berisi biji mentimun, jarum, garam, dan Buto Ijo mengejar Timun Emas, satu persatu bungkusan tersebut ditabur hingga menghalangi langkah Buto Ijo. Bungkusan terakhir berisi terasi yang ditabur ke arah Buto Ijo berubah menjadi lumpur panas hingga Buto Ijo Emas pun terbebas dari Buto Ijo. Ia kembali ke rumah dan hidup bahagia kembali bersama Mbok ini dikutip dari buku berjudul Kumpulan Cerita Rakyat 1 oleh Ali moral Tidak boleh berniat jahat terhadap orang lain karena hal itu akan berbalik kepada diri Burung Bangau yang AngkuhSeekor bangau berjalan dengan langkah yang anggun di sepanjang sebuah sungai kecil, matanya menatap air sungai yang jernih, leher dan paruhnya yang panjang siap untuk menangkap mangsa di air sebagai sarapan itu, sungai dipenuhi dengan ikan-ikan yang berenang, tetapi sang Bangau merasa sedikit angkuh di pagi hari itu."Saya tak mau makan ikan-ikan yang kecil," katanya kepada diri sendiri. "Ikan yang kecil tidak pantas dimakan oleh bangau yang anggun seperti saya."Sekarang, seekor ikan yang sedikit lebih besar dari ikan lain, lewat di dekatnya."Tidak," kata sang Bangau. "Saya tidak akan merepotkan diri saya untuk membuka paruh dan memakan ikan sebesar itu!"Saat matahari mulai meninggi, ikan-ikan yang berada pada air yang dangkal dekat pinggiran sungai, akhirnya berenang pindah ke tengah sungai yang lebih dalam dan dingin. Sang Bangau yang tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus puas dengan memakan siput kecil di pinggiran moral Cerita ini mengajarkan anak untuk tidak bersikap angkuh, Bunda. Karena sifat ini hanya akan merugikan, baik orang lain maupun pada diri Dongeng Anak Beruang dan LebahSuatu hari, seekor beruang tengah menjelajahi hutan untuk mencari buah-buahan. Di tengah pencarian, ia menemukan pohon tumbang di mana terdapat sarang tempat lebah menyimpan itu mulai mengendus-endus dengan hati-hati di sekitar pohon tumbang tersebut untuk mencari tahu apakah lebah-lebah sedang berada dalam sarang tersebut. Tepat pada saat itu, sekumpulan kecil lebah terbang pulang dengan membawa banyak yang pulang tersebut, tahu akan maksud sang Beruang dan mulai terbang mendekati sang Beruang, menyengatnya dengan tajam lalu lari bersembunyi ke dalam lubang batang Beruang tersebut menjadi sangat marah, loncat ke atas batang yang tumbang tersebut dan dengan cakarnya menghancurkan sarang lebah. Tetapi hal ini malah membuat seluruh kawanan lebah yg berada dalam sarang, keluar dan menyerang sang yang malang itu akhirnya lari terbirit-birit dan hanya dapat menyelamatkan dirinya dengan cara menyelam ke dalam air moral Hal yang dapat dipelajari dari kisah beruang dan lebah ini adalah lebih bijaksana untuk menahan diri ketimbang menambah masalah karena melampiaskan Angsa dan Telur EmasSuatu hari, seorang petani membawa seekor angsa pulang ke rumahnya. Esoknya, angsa itu mengeluarkan telur emas."Angsa ajaib," kata petani. la segera membawa telur emas itu ke pedagang emas di pasar untuk mengetahui apakah telur tersebut benar-benar emas."Ini emas murni," kata pedagang emas. Pedagang tersebut membelinya dengan uang yang banyak. Sejak saat itu, angsa setiap hari mengeluarkan telur emas. Kini, petani telah memiliki selusin telur emas. Namun, petani itu masih belum puas."Aku akan kaya raya. Tapi, aku ingin angsa mengeluarkan lebih banyak telur emas setiap hari agar aku cepat kaya," kata angsa mengeluarkan telur emas yang banyak dalam sehari, petani masih belum puas juga."Angsa itu mengeluarkan banyak telur emas. Aku tidak akan menunggu besok. Aku ingin cepat kaya. Aku akan menyembelih angsa itu dan mengambil seluruh emas dalam tubuhnya," pikir itu akhirnya menyembelih angsa, namun betapa kagetnya dia. Alih-alih menemukan banyak telur emas, justru dia tidak menemukan satupun di dalam tubuh petani hanya bisa menyesal. Karena serakah, dia telah menyembelih angsa. Andai saja tidak menyembelih angsa itu, pasti masih bisa mendapatkan telur emas. Itulah akibat dari moral Cerita ini mengajari anak untuk tidak menjadi orang yang serakah, Bunda. Untuk meraih kesuksesan, diperlukan kerja keras dan kesabaran. Orang yang serakah dan tidak sabar hanya akan mendapat Legenda Pulau KapalDi Kepulauan Bangka Belitung hiduplah keluarga yang sangat miskin. Walau sudah bekerja keras, nasib mereka tetap tidak bertambah baik. Suatu hari, sang ayah menemukan sebatang tongkat berhias permata yang sangat dibawa pulang, ditunjukkan pada istri dan anak laki-lakinya. Mereka sepakat untuk menjual tongkat tersebut, nanti uang itu akan digunakan untuk modal sang anak ke seberang pulau. Setelah tongkat itu terjual, sang anak mendapatkan beratus-ratus keping emas. Bukannya pulang ke rumah, ia malah pergi berlayar untuk berdagang. Kedua orang tuanya terus menunggu dan mengira kalau putra mereka sudah tahun berlalu, datanglah kapal mewah milik saudagar kaya bersama 15 orang istrinya. Sang anak pun menghampiri kedua orang tuanya sembari memberikan sekantung uang, tetapi salah satu istrinya merasa tidak ditanya siapa kedua orang itu, ia menjawab mereka adalah pengemis. Jawaban ini terdengar oleh kedua orang badai, kapal yang ditumpangi sang anak dan para istrinya pun karam. Bangkai kapal yang mewah menjelma menjadi sebuah pulau. Konon sang saudagar bersama para istrinya menjelma menjadi monyet penunggu pulau yang diberi nama Pulau Kapal moral Tidak boleh menyakiti hati kedua orang Cerita ini berasal dari Bangka Ilustrasi Bunda dan anak membaca dongeng/Foto Getty Images/iStockphoto/Choreograph11. Asal Usul Danau ManinjauDi kaki Gunung Tinjau, hidup sepuluh orang bersaudara yang disebut dengan Bujang Sembilan. Si sulung bernama Kukuban dan si bungsu bernama Sani. Mereka memiliki paman bernama Datuk Limbatang. Datuk Limbatang memiliki putra bernama Giran. Sani dan Giran saling menaruh musim panen, diadakanlah adu silat. Giran dan Kukuban pun bertanding, mereka sama kuatnya. Namun Kukuban kalah dan merasa dendam kepada hari kemudian, Datuk Limbatang datang meminang Sani untuk Giran tapi Kukuban menolaknya. Sani dan Giran pun bersedih, mereka bertemu di sebuah ladang untuk mencari solusi. Sepotong ranting berduri tersangkut pada sarung Sani hingga melukai berniat mengobati luka itu dengan ramuan. Tiba-tiba warga datang menuduh mereka telah melakukan perbuatan terlarang sehingga harus dihukum. Betapapun Giran dan Sani mencoba membela diri, warga tidak dihukum, Giran berdoa kalau mereka bersalah, ia rela tubuhnya hancur di dalam kawah gunung. Tetapi jika tidak bersalah, letuskanlah gunung ini dan kutuk Bujang Sembilan menjadi Giran dan Sani melompat ke kawah, gunung itu pun meletus. Bujang Sembilan pun menjelma menjadi ikan. Letusan gunung Tinjau itu membentuk kawah luas yang berubah menjadi danau yang diberi nama Danau moral Dari cerita ini tersirat pesan moral bahwa tidak baik menyimpan dendam dan prasangka buruk terhadap orang Cerita ini berasal dari Sumatera 11. Kota PandoraSuatu ketika, Zeus, raja para dewa, menyuruh Hephaestus membuatkan seorang putri. Lalu, Hephaestus menciptakan seorang perempuan dari tanah itu diberi nama Pandora. Zeus mengirim Pandora turun ke bumi dan menikahkannya dengan Epimetheus. Zeus melakukan semua ini untuk balas dendam kepada Promotheus. Promotheus telah memberikan api kepada manusia tanpa izin memberikan sebuah kotak yang dikunci kepada Pandora dan memintanya berjanji untuk tidak membuka kotak itu. Ia juga memberikan kunci kotak itu kepada Epimetheus dengan pesan yang sama. Zeus yakin bahwa Epimetheus dan Prometheus tidak akan membuka kotak penasaran, ia ingin tahu apa yang ada di dalam kotak yang terkunci rapat itu. Ia meminta kunci kepada suaminya, namun Epimetheus tidak terdiam, Namun, rasa ingin tahunyaa tidak bissa dibendung. Ketika Epimetheus tidur lelap, Pandora mengambil kunci dan membuka kotak itu. Dari dalam kotak keluarlah segala macam penyakit, iri hati, kebencian, kejahatan, dan semua hal yang buruk itu telah terbang ke terbangun oleh tangisan Pandora. Pandora menceritakan apa yang terjadi. "Aku tidak dapat menangkap mereka. Lihatlah kotak ini sekarang kosong."Pandora membuka kotak dan menunjukkannya kepada suaminya. Seekor kumbang kecil terbang keluar sebelum Pandora sempat menutup kota itu kecil itu terbang mengelilingin Pandora. "Aku adalah harapan," kata kumbang itu."Aku berterima kasih kepadamu karena telah membebaskanku. Aku akan turun ke bumi menyertai mereka." Kumbang kecil itu pun melesat turun ke moral Meskipun di dunia disertai oleh iri hati, kejahatan, dan kebencian, tetap ada harapan bersama mereka, Kucing HitamKucing Hitam mempunyai anak berwarna kuning, tetapi anaknya kesal karena mempunyai induk yang jelek dan hitam. Ia pun berpikir untuk mengganti ibunya dan mencari yang lebih ia dari kandangnya, melihat matahari yang cantik dan bersinar. Ia berfikir bahwa matahari cocok untuk menjadi ibunya, lalu bertanya kepada matahari, "Wahai Matahari maukah kau menjadi ibuku?"Lalu Matahari berkata, "Jangan. Kalau datang awan, nanti ditutupnya aku, maka hilang cahayaku."Lalu Kucing Kuning bertanya kepada awan, "Wahai Awan maukah kau menjadi ibuku?"Awan berkata, "Jangan. Nanti datang angin itu, diembuskannya aku, maka aku akan terbang ke mana-mana sampai tidak kelihatan."Ia bertanya pada Angin, "Angin maukah kau menjadi ibuku?" Angin berkata, "Jangan, kami tidak akan bisa lewat kalau ada gunung itu."Gunung berkata, "Jangan, nanti datang tikus itu dilubanginya aku, maka aku akan hancur." Lalu ia bertanya pada Tikus, "Tikus maukah kau menjadi ibuku?"Tikus berkata, "Jangan, nanti datang Kucing Hitam itu, dimakannya aku dan anak-anakku." Kemudian Kucing Kuning pun berpikir dan merasa bahwa ibunya lebih hebat dari yang lain dan tidak ada yang bisa menggantikan moral Cerita ini dapat mengingatkan Si Kecil pentingnya rasa syukur atas segala sesuatu yang dimilikinya, Gadis Kecil Penjual Korek ApiGadis kecil ini bernama Meri. Meri sangat sedih ketika neneknya meninggal. Akhirnya, ia hanya hidup dengan ayah Meri sangat malas tidak mau bekerja, sehingga membuat mereka tidak punya cukup uang untuk membeli bahan makanan. Akhirnya, saat musim dingin tiba Meri keluar rumah dan menjual korek tidak pantang menyerah, walaupun kedinginan dan bajunya tidak tebal. Sudah beberapa hari korek apinya belum ada yang terjual. Hari semakin malam dan ia duduk di depan toko sambil menahan dingin dan ia menyalakan korek api untuk menghangatkan tangan sampai korek api itu habis dan Meri pingsan karena kedinginan. Esoknya warga menemukan Meri pingsan dan menyesal tidak membeli korek api moral Betapa pentingnya saling menolong. Jika mampu, sudah sepatutnya kita menolong tetangga, teman, dan orang-orang di Si Kera dan Pohon PisangPada suatu hari, Kera dan Kura-kura sepakat untuk menanam pohon pisang. Lalu, mereka pergi ke pinggir sungai dan menemukan sebatang pohon pisang yang hanyut di mendapatkannya, mereka langsung membagi dua pohon pisang tersebut untuk ditanam di rumah masing-masing. Kera mengambil bagian ujung, sedangkan Kura-kura diberi bagian pangkal dengan berjalannya waktu, pohon pisang yang ditanam oleh Kura-kura telah tumbuh tinggi dan berbuah lebat. Sementara itu, pohon pisang yang ditanam oleh Si Kera tidak Kera berkunjung ke rumah Kura-Kura untuk melihat pohon pisangnya, Kura-kura meminta tolong Kera untuk mengambil buah pisangnya. Namun, sangat disayangkan, Kera dengan serakah memakan banyak buah pisang Kura-kura sendirian dan akhirnya sakit kejadian tersebut, Kera merasa bersalah dan meminta maaf kepada Kura-kura. Walaupun pernah disakiti, Kura-kura tetap memaafkannya dan tetap menjadi sahabat Si selalu berbagi dan tidak serakah, dongeng ini juga mengajarkan anak untuk Putra Mahkota Amat MudeDahulu di Negeri Alas, hidup raja yang arif dan bijaksana bersama permaisuri dan anaknya bernama Amat Mude. Belum setahun umur Amat Mude, sang raja wafat. Lalu digantikan oleh Pakcik Amat Mude yaitu Raja Muda. Tanpa disangka, Raja Muda malah menyingkirkan Amat Mude dan ibunya ke berlalu, Amat Mude beranjak dewasa. Ia memancing ikan di sungai kemudian dijual kepada sahabat ayahnya yang merupakan saudagar kaya. Ternyata ketika ikan-ikan tersebut dipotong, di dalamnya terdapat emas Mude dan ibunya pun menjadi orang kaya berkat telur ikan emas itu. Cerita ini pun sampai ke telinga Raja Muda. Ia memerintahkan Amat Mude memetik kelapa gading untuk mengobati penyakit istri Raja Muda. Konon kelapa gading tersebut terletak di sebuah pulau yang dihuni binatang ketulusan hatinya, Amat Mude tetap pergi untuk memetik kelapa gading tersebut. Saat tiba dipinggir pantai, ia bertemu dengan ikan besar, Raja Buaya, dan seekor Naga besar. Singkat cerita, Amat Mude pun menemukan kelapa gading itu dibantu oleh ikan besar, Raja Buaya, dan memetik kelapa gading itu tiba-tiba terdengar suara perempuan. "Siapa pun yang berhasil memetik buah kelapa gading, dia akan menjadi suamiku," kata perempuan bernama Putri Niwer Gading yang cantik jelita. Amat Mude pun menikah dengan Putri Niwer mereka kembali ke istana dan Amat Mude dinobatkan menjadi Raja Negeri Alas atas perintah Raja moral Cerita rakyat ini mengajarkan kalau menolong orang harus diiringi ketulusan hati. Meskipun diperlakukan buruk tetap bersabar dan selalu berusaha berbuat Si Kancil Mencuri MentimunSuatu hari Kancil jalan-jalan ke ladang mentimun milik manusia. Lalu Kancil tergiur untuk mengambil dan memakannya. Lalu ia terus memakan mentimun sampai harinya, Pak Tani pemilik ladang datang ke ladang dan sangat marah melihat timun-timunnya telah habis dan ladangnya berantakan. Esoknya Kancil datang lagi ke ladang untuk meminta maaf dan berusaha menyentuh kaki Pak yang disentuhnya bukanlah Pak Tani melainkan orang-orangan sawah yang sudah dilumuri oleh getah pohon, sehingga membuat Kancil terperangkap dan tidak bisa Pak Tani datang, Pak Tani langsung menangkap Kancil dan membawa Kancil pulang ke rumah dan mengurungnya dengan rasa moral Nasihat dari cerita ini untuk Si Kecil adalah jangan mengambil milik orang lain tanpa izin, sebab itu merupakan perbuatan mencuri dan akan membuat orang yang dicuri Asal Usul PadiDi Tanah Karo, Sumatera Utara terjadi kemarau panjang. Beru Dayang seorang anak laki-laki yang sudah yatim meninggal karena kelaparan. Sang ibu pun bersedih sampai memutuskan terjun ke sungai yang bulan berlalu, musim kemarau belum juga berakhir. Tiba-tiba seorang anak kecil menemukan buah berbentuk bulat sebesar labu. Tidak ada satu orang pun yang mengenali buah itu bahkan raja pun seluruh penduduk berkumpul, tiba-tiba terdengar suara dari angkasa bahwa buah itu adalah jelmaan dari si Beru Dayang. Suara itu memerintahkan para penduduk untuk menanam buah tersebut agar tidak lagi ada yang kelaparan. Ia juga meminta dipertemukan dengan ibunya yang menjelma menjadi pun memerintahkan penduduk desa menanam buah tersebut dan memanennya setelah tiga bulan. Buah itu kemudian dijemur, ditumbuk, dan dimasak. Rupanya buah itu adalah padi. Untuk mempertemukan si Beru Dayang dengan ibunya, masyarakat Tanah Karo menyantap makanan bersama moral Penting bekerja sama dalam mengatasi Cerita ini berasal dari Sumatera 18. Asal Mula Telaga WarnaIlustrasi Dongeng Pengantar Tidur/Foto Tim HaiBundaDahulu kala ada seorang Raja dan Permaisurinya yang mendambakan kehadiran seorang buah hati. Mereka sudah bertahun-tahun menunggu. Hingga akhirnya, Raja memutuskan untuk bertapa di hutan. Di sana Raja terus berdoa dan memohon kepada Yang Maha Kuasa untuk segera dikaruniai seorang lama setelah itu doa sang Raja pun terkabul. Permaisuri hamil dan melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik jelita. Raja dan Permaisuri sangat bahagia. Seluruh rakyat juga bersuka cita menyambut kelahiran Putri Putri hidup dalam kemewahan dan sangat dimanjakan oleh kedua orang tuanya. Apapun yang ia mau harus selalu dituruti. Oleh karena itu ia tumbuh menjadi gadis yang sombong dan hari menjelang tahun sang Putri yang ketujuh belas, Raja pergi berkelana ke penjuru negeri demi mencari kado istimewa untuk anak gadisnya sebuah desa ia bertemu seorang pengrajin tua. Raja membeli sesuatu paling berharga dari pengrajin tersebut."Ini adalah sebuah kalung istimewa, terbuat dari untaian permata berwarna-warni. Tak pernah kulepaskan kepada siapapun kecuali Yang Mulia," ujarnya sembari terbatuk-batuk."Terima kasih, Pak Tua. Anakku pasti senang sekali dengan hadiah indah ini," ucap sang Raja penuh di hari ulang tahun sang Putri, semua rakyat berkumpul dan berpesta di istana. Raja dan Permaisuri telah menyiapkan hadiah kalung permata warna-warni."Anakku, ini hadiah untukmu. Lihat, indah sekali, bukan? Kamu pasti menyukainya," kata bersiap mengalungkan kalung itu ke leher putrinya. Sungguh di luar dugaan, Putri menolak mengenakan kalung itu."Hadiah apa ini? Jelek sekali," tolak Putri dengan dan Permaisuri terkejut dengan sikap putrinya, namun mereka berusaha membujuknya."Tidak! Aku tidak suka kalung ini, Ayah! Jelek sekali dan terlihat murah," teriaknya sambil melempar kalung itu ke lantai hingga permatanya dan Permaisuri sangat sedih. Tiba-tiba Permaisuri menangis terisak. Perlahan tangisan Permaisuri semakin menjadi dan menyayat rakyat yang hadir turut menangis. Mereka sedih dan kecewa melihat tingkah laku Putri yang mereka disangka, air mata yang tumpah ke lantai berubah menjadi aliran air. Air tersebut menghanyutkan permata-permata yang berserakan hingga membentuk sebuah danau. Anehnya, air danau berwarna-warni seperti warna permata kalung yang dibuang sang Putri. Kini danau itu dikenal dengan nama Telaga Dongeng Anak Kancil dan BuayaIlustrasi Dongeng Pengantar Tidur/ Foto Tim HaiBundaSuatu hari, ada Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Karena makanan di sekitar kediamannya telah berkurang, Kancil pun pergi untuk mencari di luar dihadapkan dengan sungai yang harus disebranginya, Kancil mendapati banyak sekali buaya yang sedang kelaparan. Saat mendekati tepi sungai, ia pun memerintahkan kepada Buaya untuk memanggil kawanannya sebab Raja Hutan akan memberi mereka Buaya itu pun diminta berbaris ke permukaan karena jumlah mereka hendak dihitung Kancil. Buaya pun menuruti perintah Kancil. Tapi ternyata itu hanyalah tipu daya Kancil agar ia dapat menyebrangi sungai tanpa cengkraman para moral Cerita yang sudah tidak asing ini mengajarkan bahwa kecerdikan dapat mengalahkan Kisah Terjadinya Danau TobaHiduplah seorang pemuda di suatu desa dekat danau. Pemuda itu selalu menangkap ikan dengan bubu pukat. Suatu hari ia mendapatkan ikan yang sangat besar. Ikan itu dapat berbicara dan memintanya untuk membawa pulang dengan perjanjian yang harus itu harus berjanji tidak akan memberitahu siapa pun mengenai asal usul ikan tersebut. Setelah si pemuda menyepakatinya, ikan tersebut berubah menjadi gadis yang cantik. Mereka pun berjalannya waktu mereka memiliki dua orang anak. Setelah anak pertama beranjak remaja, ia ditugaskan mengantar nasi dan air tajin kepada ayahnya di ladang. Satu waktu, si istri tidak menyediakan air tajin seperti merasa kesal dan berucap kalau istrinya adalah seekor ikan. Si suami telah melanggar janjinya. Istrinya meninggalkan mereka. Terjadi hujan deras sampai kampung tersebut dilanda banjir. Seluruh penduduk kampung tenggelam termasuk si suami beserta dua anaknya. Genangan air itu menjadi besar dan disebut dengan Danau moral Dapat dijadikan pembelajaran ialah pentingnya menepati janji. Cerita Danau Toba ini berasal dari Sumatera Bunda? Deretan dongeng di atas sangat menarik untuk dibacakan, bukan? Jangan lupa bacakan kisahnya yang penuh dengan moral dongeng dan makna kepada buah hati!Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 lupa simak juga video dongeng anak sebelum tidur paling populer berikut ini mua/fir
RajaYang Baik Hati Dahulu kala, hiduplah seorang janda miskin dan anak laki-lakinya yang masih kecil. Mereka tinggal di sebuah gubuk tua yang kec Dongeng Artikel Utama. Budi Pekerti "Raja yang Baik Hati" 9 Mei 2015 17:22 Diperbarui: 17 Juni 2015 07:13 371 1 0 + Laporkan Konten. Laporkan Akun. Lihat foto
Download Aplikasi Ngedongeng di Dikisahkan di sebuah kerajaan, hiduplah seorang raja yang mahsyur. Ia dikenal sebagai raja yang sangat mencintai rakyatnya. Saking cintanya kepada rakyatnya, ia sering menghabiskan simpanan kerajaan demi rakyatnya. Ia juga selalu mendengarkan setiap keluhan rakyatnya meskipun rakyatnya terkenal akan kelicikan dan kebohongannya kepada pihak istana. Setiap musim panen tiba, ia selalu membagikan separuh harta kekayaan kerajaan dan simpanan gandum kepada seluruh rakyatnya. Ia sangat senang membagikan hasil panen tersebut. Suatu hari ketika musim panen berlangsung, sang raja ingin berkeliling desa. Ia ingin melihat rakyatnya menikmati musim panen yang selalu dinantikan. Gandum- gandum banyak yang menuai hingga membuat indah mata memandang di sepanjang ladang membentang. “Aduhai indahnya musim panen kali ini. Aku sudah tidak sabar melihat pesta rakyatku nanti. Prajuritku, persiapkan kereta kuda untuk menemaniku berkeliling. Aku ingin membuat kejutan kepada rakyatku bahwa aku ingin membuat pesta yang meriah.” Setelah itu, sang raja pun mulai bersiap berkeliling desa. Ia memerintahkan beberapa pengawalnya keluar dari istana dengan membawa tumpukan gandum untuk dibagikan kepada rakyatnya. “Prajuritku, aku akan membagikan simpanan gandum ini kepada rakyatku. Aku ingin mereka semua berkecukupan. Biarlah panen hasil mereka simpan sendiri.” Kata sang raja. “Sungguh mulia hati paduka. Namun bila difikir kembali apakah itu tidak berlebihan. Mereka sudah sangat cukup menerima hasil panen ini. Hamba takut itu akan menjadi sia-sia. Kemurahan hati yang mulia tidak akan berkurang bila tidak memberikannya separuh lalu menyimpannya kembali untuk musim berikutnya.” Kata seorang prajurit. Download Aplikasi Ngedongeng di “Aku tahu kau begitu peduli padaku. Namun aku ingin benar-benar tidak ingin membuat rakyatku kecewa. Suara mereka adalah bagianku. Maka sudah seharusnya aku ikut berbahagia bersama mereka. Kau tenang saja. Ini sudah kufikirkan baik-baik. Aku punya tangan kanan yang berasal dari rakyat biasa. Aku yakin ia bisa membantu kita untuk mempersiapkan kejutanku.” Kata raja dengan senang. Tanpa berfikir panjang, sang prajurit pun membawa sang raja berkeliling desa. Ia melihat hamparan gandum yang sedang panen dan senyum geembira para petani di pinggir jalan. Mereka begitu senang melihat kedatangan raja yang berkeliling desa sambil tersenyum kepada mereka. Sang raja membalas senyum rakyatnya dengan rasa senang hingga ia melihat salah seorang petani gandum yang sedang memangkul cangkul melihat kearahnya. Wajah sang raja sangat senang hingga ia pun turun dari kereta dan berkata, “Wahai petaniku, maukah kau membantuku? Aku ingin membuat kejutan pesta untk kalian nanti malam. Tunjukkan padaku dimana rumahmu.” Kata sang raja dengan suara berbisik. “Baik paduka raja. Hamba akan membantu dengan setulus hati. Prajurit, petani dan raja pun berjalan bersama menuju rumah si petani. Mereka bercerita sepanjang jalan kecuali si prajurit. Diam-diam prajurit menyimpan kesal karena paduka raja masih mengharapkan si petani gandum yang belum tentu baik wataknya. Sang raja hanya mendengarkan cerita dari rakyat tanpa lebih dulu mengetahui sendiri bagaimana watak si petani. Sebagai prajurit, ia pun mulai merasa tidak tenang akan keberadaan si petani. Entah mengapa ia mendapat firasat tidak nyaman terhadap si petani. Si petani terus saja bercerita banyak sampai mengundang gelak tawa sang raja. Sang raja benar-benar merasa terhibur hingga tak terasa sampailah mereka di sebuah gudang tua. “Wahai petaniku, inikah rumahmu?” Tanya sang raja kepada si petani. “Benar paduka. Maafkan jika rumah saya tidak seperti rumah penduduk lainnya.” Jawab si petani sambil menunduk. “Ah, tidak perlu dipikirkan. Yang penting aman menyimpan gandum disini. Kita akan membuat pesta disini dan aku akan menyimpan gandumku di rumahmu. Setelah pesta selesai, berikanlah gandum itu kepada rakyat dan jangan menjualnya. Gandum itu adalah gandum terbaik dari setiap musim. Aku menyimpan di dalam gudang kerajaan selama beberapa musim untuk kalian. Pergunakanlah itu dengan sebaik mungkin dan biarkan hasil panen rakyat untuk kalian simpan sendiri. Kalian tidak perlu memberikan hasil panen musim kali ini kepada kerajaan.” Jelas sang raja. “Sungguh mulia hati paduka raja. Hamba berterima kasih atas semua pemberian paduka raja ini.” Jawab petani. “Baiklah kalau begitu kita langsung saja meletakkannya ke dalam rumahmu.” Kata sang raja dengan penuh semangat. “Baik paduka. Namun sebelumnya alangkah lebih baiknya bila paduka dan prajurit menunggu di dalam rumah hamba. Hari sudah hampir khawatir udara petang tidak baik buat paduka dan prajurit.” Balas si petani. “Baiklah kalau begitu kami akan masuk ke dalam rumahmu. Pastikan kau memasukkan semua gandum itu kedalam rumahmu lalu kami yang akan mengatakan cukup atau tidak dari dalam rumahmu.” Kata prajurit kepada si petani. Download Aplikasi Ngedongeng di “Baik prajurit. Segera hamba lakukan.” Satu per satu si petani mulai memasukkan karung gandum. Terus- menerus ia memasukkannya hingga mulai memenuhi ruang gudangnya. Sang raja pun berkata, “Hai petani, tidak cukupkah karung gandum ini? Ini sudah mulai sesak. Rumahmu sepertinya tidak cukup untuk menyimpan karung gandum yang lain. Aku hampir sesak napas disini.” Sahut sang raja. “Tidak paduka. Itu masih cukup. Aku akan membantu dari luar.” Teriak si petani. Dengan sigap, si petani pun langsung memasukkan seluruh gandum yang tersisa hingga suara dan tubuh sang raja bersama prajuritnya tidak terlihat. Ia pun bergegas mengunci pintu gudang itu dan membiarkan sang raja dan prajuritnya sakit didalam rumahnya. Ia tertawa lepas dan langsung memberi tahu kepada penduduk lainnya bahwasannya meeka akan membuat pesta besar. Menjelang malam tiba, si petani pun mengumpulkan seluruh penduduk dan memuat pengumuman “Malam ini, esok dan seterusnya tidak ada lagi prajurit dan raja yang sombong memimpin kita. Ia sudah kukurung bersama dengan gandumnya. Kita akan berpesta tanpa raja yang sok baik itu!” kata si petani itu dengan bangga. Penduduk bersorak gembira karena penduduk menyetujui perbuatan jahat si petani. Mereka berpesta sepanjang malam hingga pagi. Sementara itu didalam gudang sang raja mulai melemah dan mulai kehabisan nafas. Ia dan prajuritnya terhimpit didalam tumpukan gandum tanpa pertolongan dari penduduknya.
CeritaDongeng Bunga Melati yang Baik Hati. Alkisah, di sebuah taman bunga Kerajaan yang megah, tumbuhlah berbagai macam bunga yang sangat indah. Para putri kerajaan sangat suka memandangi bunga berwarna-warni itu. Pada suatu pagi yang cerah, para putri datang ke taman untuk menyaksikan keindahan bunga sambil menghirup udara segar.

Pada zaman dahulu, ada seorang janda yang hidup bersama dengan anaknya yang masih kecil. Mereka berdua hidup sangat sederhana di sebuah gubuk tua. Tempat tinggal mereka tidak jauh dari istana kerajaan. Walaupun hanya berupa gubuk tua tetapi gubuk itu nampak terawat bersih, bahan-bahan kayunya pun terbuat dari kayu pilihan. Maka, tak heran gubuk tua itu aman-aman saja saat berdekatan dengan istana kerajaan. Gubuk itu bahkan dianggap barang antik yang perlu dilestarikan oleh masyarakat sekitar apalagi hanya dihuni oleh seorang janda dan anaknya yang masih kecil. Setiap sebulan sekali, pihak istana mengirimkan bahan makanan untuk menyumbang kelangsungan hidup si janda dan anaknya. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang baik hati, arif dan bijaksana. Sang Raja sangat dekat dengan rakyatnya, ia mau bergaul semua kalangan tanpa memandang siapapun, baik dari bangsawan maupun rakyat jelata, dari kaum tua sampai anak kecil sekalipun. Karena sikapnya yang baik hati inilah, maka rakyat sangat menyayangi rajanya. Setiap sore, banyak anak kecil yang bermain di halaman istana, begitu juga halnya dengan anak janda tersebut. Karena miskin, maka mainan anak itu pun hanya seekor nyamuk yang diikat dengan benang, sehingga anak itu pergi nyamuk itu selalu dibawanya kemana saja. Pada suatu hari karena terlalu asyik bermain di halaman Istana, anak janda miskin itu baru menyadari jika hari sudah hampir gelap. Karena takut dimarahi oleh ibunya, anak itu ingin segera bergegas pulang. Sebelum ia kembali ke gubuknya, ia sempat menemui sang raja. "Baginda yang baik, hamba harus segera pulang. Sebab, jika hamba telat sampai ke rumah, ibu hamba pasti akan marah. Bolehkah hamba menitipkan nyamuk ini di istana ? Besok, hamba akan bermain ke sini lagi," pinta anak itu dengan wajah memelas. "Boleh saja nak. Kau bisa ikatkan nyamukmu di tiang depan istana," kata sang raja. Esok harinya, anak itu kembali ke istana untuk bermain di halaman bersama teman-temannya. Namun, nyamuk kesayangannya sudah tidak ada lagi. Ia melihat ke samping untuk berusaha cari tahu apa penyebabnya, ternyata ada seekor ayam jantan di dekat tiang tersebut. Ia pun berpikir ayam jantan itulah yang telah memakan nyamuk kesayangannya. Anak itu segera menemui sang Raja, "Baginda, nyamuk hamba hilang. Sepertinya dimakan ayam jantan milik Baginda.” "Kalau begitu, kamu ambil saja ayam jantan itu sebagai ganti nyamuk yang dimakannya," kata raja yang baik hati itu. "Terima kasih Baginda," jawab anak itu. Anak itu kembali bermain bersama teman-temannya. Kemana pun ia pergi, ayam itu selalu dibawanya sesuai keinginannya. Ayam jantan itu juga diikatnya dengan tali. Ketika ia sedang asyik bermain, ayam jantan itu terlepas. Anak itu kemudian mencari-cari ayam jantan miliknya. Ternyata, ayam itu pergi ke tempat ibu-ibu yang sedang menumbuk padi dengan lesung. Karena lapar, ayam itu berusaha mematuk bulir-bulir padi yang berada di lubang lesung. Meskipun sudah dihalau berkali-kali, tetapi tetap saja ayam itu naik ke lubang lesung. Karena kesal, seorang ibu memukulkan lesungnya ke arah ayam tersebut hingga ayam itu jatuh menggelepar-gelepar di atas tanah dan mati seketika. Melihat ayamnya sudah mati, anak itu sangat sedih sekali lalu berlari menemui sang Raja untuk melaporkannya. Raja berkata, " Ya sudah, kau jangan menangis lagi. Sekarang, kau ambillah lesung itu sebagai ganti ayam jantanmu yang telah mati." Betapa bahagianya hati anak itu, ia berniat lesung itu nantinya akan diberikan kepada ibunya. Karena hari sudah sore, ia menitipkan lesung tersebut kepada sang raja. "Sandarkanlah lesung itu di bawah pohon yang terdapat di halaman istana," ucap raja. Anak itu menuruti perintah sang raja. Ia menyandarkan lesungnya di bawah pohon. Keesokan harinya, anak itu kembali ke halaman istana untuk bermain lagi. Ketika selesai bermain dan akan kembali ke gubuknya, ia teringat lesung miliknya. Anak itu pun pergi mengambil lesung miliknya. Tetapi, betapa kagetnya ia melihat kondisi lesungnya sudah tidak seperti waktu ia tinggalkan kemarin. Lesung itu telah patah dan ternyata sebelah lesung tersebut terdapat buah nangka yang sangat besar. Anak itu kembali melapor kepada sang raja. "Baginda, lesung hamba telah patah tertimpa buah nangka," keluhnya kepada sang Raja Sambil tersenyum, Sang Raja berkata, "Kalau begitu kamu ambil nangka itu sebagai pengganti lesungmu yang patah." "Terima kasih Baginda. Tetapi, hari sudah mulai malam, hamba tidak bisa membawa nangka yang besar itu sampai ke rumah. Bolehkah hamba menitipkan nangka itu di istana. Besok hamba akan mengambilnya bersama teman-teman." Raja bijak berkata, "Kalau begitu, letakkan saja nangka itu di samping pintu dapur istana." Nangka itupun diletakkan di dapur istana. Nangka yang matang itu mengeluarkan bau yang sangat menggoda. Setelah anak itu pergi, putri raja yang sebaya dengan anak itu mencium bau harum dari nangka. "Mmm..., baunya sangat enak sekali. Wah, aku sangat ingin memakan nangka itu. Tapi, di mana nangka itu berada ? Mungkin bibi meletakkannya di dapur sengaja menyimpannya untukku." gumam sang putri raja. Sang putri pergi menuju dapur mencari nangka yang berbau harum. Ia terus mencari nangka itu, akhirnya ia melihat sebuah nangka yang sangat besar dan ranum berada di samping pintu dapur. "Ini dia nangka yang aku cari-cari," ujar sang putri dengan mata berbinar-binar. Ia pun menyuruh pembantu istana untuk memecah nangka tersebut. Setelah nangka dipecah, putri raja memakannya sampai puas. Ia tidak mengetahui bahwa nangka tersebut ada pemiliknya. Seperti biasa, esok hari anak itu bermain ke halaman istana, hari itu ia akan mengambil nangka untuk dimakan bersama dengan teman-temannya. Tetapi, nangka itu ternyata sudah tidak ada di tempatnya. Kemudian, ia melihat ke arah tempat sampah milik istana. Ternyata, banyak biji-biji nangka berikut kulitnya berada di tempat sampah itu. Hati anak itu kembali kecewa karena nangka miliknya sudah dimakan orang lain. Anak itu menghadap sang Raja. Sang Raja dengan arif bijaksana berkata, "Sudahlah kau jangan bersedih, karena nangka itu dimakan oleh puteriku. Maka, puteriku akan kuberikan kepadamu." Si anak tidak mengerti perkataan sang raja karena masih terlalu kecil. Namun, ketika anak itu sudah beranjak dewasa dan menjadi pemuda yang tampan, sedangkan putri raja sudah menjadi gadis yang cantik, raja langsung menikahkan mereka berdua. Mereka hidup berbahagia, sedangkan sang ibu juga ikut diboyong ke istana. Pelajaran yang bisa kamu petik dari Kisah Anak Polos dan Raja Yang Baik Hati - Legenda Kalimantan Selatan, yaitu punya jiwa kepemimpinan yang baik, arif bijaksana, adil, bertanggung jawab dan baik hati, bersabar, lapang hati dan tulus menghadapi orang lain. Semoga cerita rakyat di atas bisa membantu kamu terkait hikmah pelajaran yang bisa kamu petik, dan dapat menambah wawasan pengetahuan yang memenuhi asupanmu. Jika ada pertanyaan, silahkan ditulis pada kolom komentar dibawah ini.

GuUITA.
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/449
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/440
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/226
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/255
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/128
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/107
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/40
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/352
  • dongeng raja yang baik hati