Minggu 29 April 2012. Renungan Harian Air Hidup: SALOMO: Hati yang Mulai Berubah! mereka bertekun di dalam iman, dan mengatakan, bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara. < Kisah Para Rasul Ja nganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan
Puji Tuhan, Shalom sahabat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Pada kesempatan ini saya akan sharing tentang renungan harian air hidup yang bisa kita nikmati bersama setiap saat. Semoga renungan yang akan saya berikan bisa menguatkan kehidupan kalian dan bisa menjadi berkat untuk dalam kehidupan kita pasti pernah dihadapkan pada sebuah pilihan yang mengharuskan kita untuk membuat sebuah keputusan. Meski sudah membuat sebuah keputusan, tentu bisa terjadi dan juga tidak segala keputusan mutlak di atur oleh Tuhan Yesus. Oleh karena itu, jika keputusan yang sudah kita buat dan akhirnya tidak terwujud kita tidak perlu marah, sedih dan iman kita lebih kuat, mari kita baca renungan harian air hidup terbaru 2023 berikut Renungan Harian Air Hidup Hari Ini Tahun 2023Di bawah ini ada banyak judul renungan Kristen yang bisa kita nikmati bersama setiap hari secara gratis. Membaca renungan itu tidak membuat diri kita rugi, melainkan iman kita akan semakin itu langsung saja kita mulai membaca dari judul yang pertama, berikut Hidup Sejahtera dan Panjang Umur“Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.”Bacaan Injil Amsal 3 1-2Di dalam renungan singkat hari ini kami akan memberikan kepada kamu rahasia untuk hidup sejahtera dan panjang orang tua pastinya berharap supaya anak-anaknya dapat hidup damai sejahtera dan bahagia. Supaya harapan tersebut tercapai tak jarang orang tua memberi nasihat untuk adalah salah satu wujud tanggung jawab orang tua atas perintah yang Tuhan berikan untuk mendidik anak-anak yang telah dipercayakan-Nya pada mereka. Orang tua pun harus meyakinkan anak-anak untuk memperhatikan serta melakukan apa yang orang tua ini sama dengan Salomo, dirinya meyakinkan anak-anaknya untuk memelihara nasihat orang tua supaya di karunia hidup lebih sejahtera dan umur panjang. Salomo menekankan pentingnya taat pada Allah dan hidup menurut menaati Allah hanya bisa dilakukan jika percaya kepada Allah dengan segenap hati dan tak meragukan-Nya. Kepercayaan tersebut jadi dasar dari hubungan antara manusia dengan Allah. Percaya bahwa Allah sangat mengasihi dan setia memelihara kita bisa melakukan kehendak-Nya, Allah berjanji akan membawa kita mencapai sasaran yang sudah Ia tetapkan bagi kehidupan firman Tuhan hari ini tidak hanya bisa di pakai dalam renungan firman Tuhan untuk ulang tahun anak namun juga dapat kita renungkan dalam kehidupan sehari-hari jika kita ingin memiliki umur yang panjang dan hidup damai Tuhan mengatakan bahwa damai sejahtera dan umur lanjut merupakan sebuah bonus hidup. Pada ayat Alkitab hari ini kita di ajak untuk memiliki kehidupan yang tetap memegang teguh firman kita belajar untuk berdoa supaya memiliki usia yang panjang sesuai dengan yang kita impikan. Selain itu, berdoa perlu juga berupaya untuk hidup sehat baik secara fisik maupun tak hanya usia panjang yang kita doakan, tetapi juga bagaimana supaya pada umur yang pajang tersebut, hidup kita dapat di isi dengan berpegang teguh pada ajaran dan perintah Tuhan Mujizat Tuhan Pasti Terjadi“Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban, Engkau telah menyatakan kuasa-Mu diantara bangsa – bangsa“Bacaan Injil Mazmur 77 15Didalam menjalani hidup ini. Pasti anda tidak akan terlepas dari sebuah masalah. kadang masalah tersebut juga tidak bisa anda selesaikan dengan kekuatan anda sendiri. oleh sebab itu, anda perlu sebuah mujizat daripada Tuhan untuk menyelesaikan masalah didalam kehidupan renungan harian air hidup hari ini, kita akan belajar bersyukur terhadap mujizat yang pernah kita alami didalam hidup harus jujur terhadap diri kita sendiri dan mau mengkaui segala keterbatasan terhadap kemampuan dan kekuatan yang ada dalam diri kita. tidak ada satupun yang bisa kita andalkan bahkan kita sombongkan terhadap diri kita tidak akan mampu berbuat apa – apa, jika tiada pertolongan dan mujizat yang telah diberikan Tuhan. langkah utama untuk kita bisa mendapatkan mujizat dan pertolongan Tuhan adalah kita harus percaya terhadap sekali – kali kita ragu terhadap kuasa Tuhan. kita semua perlu meyakini bahwa Tuhan kita Yesus Kristus mampu mengerjakan perkara kecil maupun perkara besar didalam kehidupan kita. Meskipun didalam kehidupan kita sehari – hari, kita sering meragukan kuasa-Nya. tapi perlu kita ingat bahwa Tuhan sangatlah mampu memberikan mujizat serta pertolongan didalam hidup kita tepat pada kasih Tuhan, kita boleh merasakan anugerah dan mujizat didalam hidup kita. kasihNya yang diberikan kepada kita bukan kasih yang sembarangan. tapi kasih yang diberikan Tuhan Yesus ini adalah kasih karunia terbesar bagi setiap orang yang percaya itu dibuktian-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib. Dia mau dengan rela menebus umat berdosa supaya mendapatkan keselamatan yang kekal. kita patut bersyukur bahwa kita memiliki Tuhan Yesus yang sangat mengasihi Tak hanya Mujizat saja yang bisa Tuhan lakukan. Tapi kasih Tuhan yang tidak terbatas ini sehingga mampu mengasihi semua orang baik itu orang yang berdosa. Dan kasih yang diberikan Tuhan Yesus kepada kita. adalah kasih yang kekal dan abadi, tidak ada satupun orang yang mampu kita baca dari kitab ibrani “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama – lamanya”Kuatnya iman kita kepada Tuhan, membuat kita bisa merasakan mujizat yang diberikan Tuhan. Jika kita sendiri ragu terhadap kuasa Tuhan, tentu kita akan susah merasakan Mujizat yang diberkan Tuhan diatas hidup Tuhan Dapat Merubah Keputusan“Beginilah Firman Tuhan Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, Sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi”Bacaan Injil 2 Raja – Raja Pasal 20 1 – 11Renungan harian air hidup ini menceritakan kisah hidup dari tokoh alkitab yang bernama Hizkia terhadap penyakit yang dialaminya. Oleh karena penyakit tersebut, Hizkia nyawa Hizkia terancam. Namun karena belas kasih Tuhan, Hizkia boleh sembuh dari penyakitnya, bahkan diberikan kesempatan hidup selama 15 2 Raja – Raja 20 3, kita bisa belajar tentang kesetiaan dan ketekunan dalam berdoa yang sudah di contohkan oleh Hizkia. Berkaitan dengan judul kita yaitu Tuhan dapat merubah keputusan ini. kita perlu tekun melakukan kehendak situ kita dapat menyentuh dan menggerakan hati Tuhan untuk merubah keputusan didalam kehidupan kita menjadi sebuah keputusan yang itu, Tuhan memberikan perintah kepada Nabi Yesaya untuk menyampaikan berita kepada Hizkia tentang penyakitnya. Pesan yang disampaikan Nabi Yesaya tersebut adalah Hizkia tidak akan bisa sembuh dari penyakitnya, bahkan tidak lama lagi akan perkataan tersebut, Hizkia tidak tidak pasrah dan menggerutu terhadap Tuhan, melainkan Ia lebih tekun didalam doa dan memohon ampun kepada Kitab Raja – Raja 20 2 – 3, dikatakan bahwa Hizkia memalingkan wajahnya kepada sebuah tembok dan menyampaikan isi hatinya bahwa ia telah melakukan yang terbaik kepada Tuhan dan telah bertekun didalam dan melihat ketekunan dari Hizkia, Tuhan berbelas kasihan kepada Hizkia. Sehingga sakit yang dialami hizkiapun disembuhkan oleh Tuhan. Bahkan Tuhan juga memberikan kesempatan hidup selama 15 Tahun. Selain itu Tuhan juga melepaskan Hizkia dari tangan raja asyur dan memagari kota dari Hizkia ini, juga mengingatkan saya terhadap cerita kota Niniwe yang akan dihancurkan oleh Tuhan karena perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh seluruh penduduk kota tersebut. Ketika mengetahui hal tersebut, Raja dari kota Niniwepun takut dan mengajak seluruh rakyat bahkan ternak untuk yang dilakukannya yaitu berpuasa dan berkabung. Melihat apa yang telah dilakukan oleh seluruh penduduk kota niniwe tersebut, Tuhan memiliki rasa belas kasihan kepada kota tersebut. Sehingga penghancuran kota tersebut pada akhirnya di harus bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena Dia adalah juru selamat kita yang sangat baik, murah hati, penuh dengan belas kasihan, penuh cinta bagi setiap orang yang melakukan kehendaknya dengan hati yang melalui pertobatan yang kita lakukan ini tentu akan menggerakan hati Tuhan untuk selalu mengampuni kita dan merubah kehidupan kita melalui keputusan yang sudah di buat oleh sudah membaca renungan harian air hidup hari ini, Tuhan Yesus Memberkati!
RenunganMinggu biasa XIII-Tahun C-2010 Bacaan 1Raj 19:16b. 19-21 Gal 5:1. 13-15 Luk 9:51-62 Renungan Saudara dan saudari Hidup kita ini senantiasa dalam perjalanan. Kisah injil hari ini menggambarnya dengan sangat jelas. Kalau kita membaca Injil Lukas, kita dapat melihat bahwa Yesus senantiasa berada dalam perjalanan. SENGSARA KRISTUS Renungan Kristen pada Ibadah Rumah Tangga Minggu Sengsara adalah sebuah refleksi terhadap peristiwa penderitaan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib. Minggu Sengsara, yang juga dikenal sebagai Minggu Agung, yaitu periode tiga hari sebelum Paskah di mana umat Kristen merayakan Kenaikan Tuhan Yesus Rumah Tangga Minggu Sengsara biasanya dilakukan di rumah bersama keluarga dan dapat melibatkan pembacaan Alkitab, renungan, doa, dan renungan ini adalah untuk membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang pengorbanan Kristus di kayu salib dan memperdalam pengalaman rohani kita sebagai Ibadah Rumah Tangga Minggu Sengsara, kita diingatkan tentang penderitaan dan sengsara yang dialami oleh Yesus Kristus, serta makna yang terkandung di dalamnya. Kita juga diingatkan tentang kebesaran kasih Allah yang telah mengorbankan Putra-Nya sendiri untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa dan Ibadah Rumah Tangga Minggu Sengsara, kita diharapkan dapat memperdalam hubungan kita dengan Tuhan dan meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya hidup dengan iman dan kasih untuk adalah Renungan Ibadah Rumah Tangga Minggu SengsaraRenungan Kristen pada Ibadah Rumah Tangga Minggu Sengsara akan membawa kita untuk merenungkan dan memahami lebih dalam arti dari penderitaan dan sengsara yang dialami oleh Yesus Kristus saat ia disalibkan di kayu kita memperhatikan sengsara dan penderitaan yang dialami oleh Yesus, kita dapat belajar beberapa pelajaran penting yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai orang penderitaan dan sengsara Yesus, kita melihat betapa besar kasih Allah terhadap kita sebagai umat-Nya. Ia rela mengorbankan putra-Nya sendiri demi menyelamatkan kita dari dosa dan tetap setia dan taat kepada kehendak Bapa-Nya, bahkan ketika Ia mengalami penderitaan dan sengsara yang luar biasa. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam iman dan taat pada kehendak Allah, meskipun kita dihadapkan dengan tantangan dan Yesus disalibkan, Ia meminta pengampunan bagi orang-orang yang telah menyiksa dan menyombongkan diri atas penderitaannya. Hal ini mengajarkan kita untuk memaafkan orang lain, bahkan dalam keadaan sulit dan sengsara Yesus mengajarkan kita tentang makna kehidupan dan kematian. Ia memperlihatkan bahwa hidup kita bukanlah tentang kenikmatan duniawi semata, namun juga tentang pengorbanan dan pelayanan kepada sesama, serta kesiapan kita menghadapi kematian dengan Yesus berada di taman Getsemani, Ia berdoa agar cawan penderitaan yang harus dijalani-Nya dapat diangkat. Namun, pada akhirnya, Ia menerima kehendak Bapa dan menjalani penderitaan-Nya dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati. Kita juga diajarkan untuk menerima takdir dan kehendak Allah dalam hidup kita, meskipun terkadang hal tersebut mungkin terasa sulit atau tidak sesuai dengan keinginan dan sengsara yang dialami oleh Yesus adalah saat-saat ketika Ia membutuhkan persekutuan dengan Bapa-Nya yang lebih dalam. Hal ini mengajarkan kita pentingnya membangun hubungan yang erat dengan Tuhan melalui doa, pembacaan Firman, dan ibadah Kristus adalah contoh nyata dari pengorbanan yang luar biasa. Ia mengorbankan nyawa-Nya demi keselamatan umat manusia. Hal ini mengajarkan kita untuk siap mengorbankan diri kita untuk orang lain, bahkan ketika hal tersebut terasa sulit. renunganair-hidup-Saling-Mendorong-Dalam-Kasih-Dan-Pekerjaan-Baik. Posted by Alamta Singarimbun on January 27, 2018. Viewed : 106 views. Comments. comments. Post navigation. Previous Post Saling Mendorong Dalam Kasih Dan Pekerjaan Baik. Pick a Month
- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Akulah Roti Hidup. Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Ul. 8 bacaan kedua 1 Korintus 10 16-17, dan bacaan Injil Yohanes 6 51-58; Hari Raya Tubuh Dan Darah Kristus. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Saudari/a yang terkasih dalam Kristus. Salam damai sejahtera untuk kita semua. Roti menjadi bahan makanan utama di belahan bumi Eropah dan sekitar wilayah Asia Timur dan sekitarnya. Roti sudah menjadi makanan pokok untuk menjadi kehidupan mereka. Ada sebagian negara lainnya menggunakan roti hanya sebagai makanan tambahan saja atau sekedar snack saja. Namun yang penting di sini adalah bahwa roti itu sudah menjadi bahan makanan untuk hidup dan kehidupan manusia. Jadi ketika bicara dengan roti kita pasti mengarahkan pikiran kita kepada makanan yang akan kita makan dan yang memberi kepuasan saat kita lapar dan memakannya. Saudari/a yang terkasih dalam Kristus. Hari ini Gereja sejagat merayakan Hari Raya Tubuh Dan Darah Kristus. Perayaan ini kita rayakan minggu ke dua sesudah Pentakosta. Perayaan ini merupakan perayaan besar dalam gereja karena kita mengenangkan Yesus sebagai Tuhan yang diutus Allah kepada manusia dan yang menyerahkan diriNya untuk disalibkan dan wafat bagi pemulihan dosa-dosa manusia. Penyerahan diri sampai sehabis-habisnya sampai menyerahkan tubuhNya sendiri dan bangkit dalam kemuliaan Tuhan. Dalam konteks inilah perayaan besar ini kita rayakan. Kisah inspiratif dari bacaan-bacaan yang kita dengar pada hari ini dimulai dari kisah perjalanan bangsa Israel.
Kitaakan memasuki minggu sengsara ke tiga yang disebut Minggu Reminiscere. Minggu Reminiscere menunjuk pada Mazmur 25:6 "Ingatlah segala RahmatMu dan kasih setiaMu ya Tuhan.". Sesungguhnya Rahmat dan kesetiaan Tuhan sudah dinyatakan bagi saudara dan saya. Rahmat dan kesetiaan Tuhan bagi kita dinyatakan melalui sengsara, derita dan kematian
- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Roti Hidup. RP. Steph Tupeng Witin menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan Injil Yohanes 651-58; Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 11 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil. Dalam Injil Yohanes hari ini Yesus sampai lima kali berkata kepada murid-muird-Nya, bahwa mereka harus makan daging-Nya. Yesus menegaskan bahwa dalam diri-Nya, Allah memasuki diri dan hidup kita. Ia menjadi tubuh dan darah, menjadi manusia seperti kita. Murid-murid-Nya bukan hanya mengalami kesulitan memahami perkataan-Nya, bahwa mereka harus makan tubuh dan darah-Nya, tetapi juga sulit untuk percaya bahwa dalam diri Yesus, Allah sungguh memasuki dunia ini. Dalam Injil Yohanes, “daging” dipakai untuk membicarakan manusia sebagai makhluk yang memiliki keterbatasan, tetapi tanpa mengikutsertakan sisi-sisi jahat. Matius, Markus dan Lukas dan juga Paulus memakai kata “tubuh” dengan arti yang sama. Bahkan dalam tulisan-tulisan Paulus, “daging” memiliki konotasi buruk, yakni manusia rapuh sejauh dikuasai dosa dan untuk pengertian ini Yohanes memakai kata “dunia”. Baca juga Renungan Harian Katolik Sabtu 10 Juni 2023, Janda Miskin Ini Memberi dari Kekurangannya Dalam Pembukaan Injilnya, Yohanes menulis, Sang Sabda menjadi “daging” Yoh 114. Artinya Yang Ilahi itu mendatangi dunia dalam ujud manusia biasa, bahkan rapuh. Hanya dengan demikian Ia dapat sungguh merasakan kuatnya kuasa yang jahat walaupun Ia sendiri tidak kalah dan tidak menjadi bagian dari kuasa itu. Ia menunjukkan bahwa manusia tidak seluruhnya dapat dikuasai yang jahat. Maka Ia dapat menjadi tumpuan harapan orang banyak. Siapa saja yang kemudian mengikuti-Nya dan bersatu dengan Dia, akan selamat dan mencapai hidup kekal. Sementara terkait dengan “darah”, dalam pengertian waktu itu, “darah” biasa dipakai untuk menyebut tempat nyawa. Di situlah letak kehidupan. Dengan menyerahkan nyawa-Nya-darah-Nya-bagi orang banyak, Yesus berbagi kehidupan dengan orang banyak pula.
RenunganMingguan: Renungan 2018 Renungan 2017 RENUNGAN 2016 Renungan 2015 -alah lain yang diharapkan menjadi pelindung dan juruselamat ini malah berpihak pada orang-orang fasik dan mengabaikan hidup orang-orang yang lemah, sengsara, dan kekurangan. kalau Anda berlinang air mata ketika melihat film yang sedih, tidak apa-apa, itu artinya

Oleh Pdt. Jacobus Manuputty Hidup itu sebuah perlombaan diantara sengsara dan nikmat, artinya orang harus berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan, sekalipun harus melewati suka duka kehidupan yang ada. Tuhan tidak hanya mengaruniakan hidup secara otomatis dengan segala kenikmatannya, tetapi itu harus diperjuangkan. Dan kemungkinan untuk alami derita didalam hidup yang Tuhan beri, itu sebuah keniscayaan. Itulah sebabnya, kita tidak perlu kaget didalam menjalani dinamika kehidupan ini dengan segala suka duka, pahit getir dan asam manis yang kadang bercampur melilit atau membelenggu kita. Peristiwa kolam Bethesda di serambi pintu gerbang domba, memberi beberapa pelajaran Iman bagi kita, antara lain dalam 5 hal 1. HIDUP ITU SEBUAH PERJUANGAN Untuk menikmati hidup dalam sukacita dan damai, orang harus berlomba, tidak bisa hanya duduk dan berharap. Tidak ada berkat yang turun otomatis dari langit, orang harus berjuang untuk mendapatkan Kasih Karunia Allah. Bandingkan masing-masing orang yang berjuang untuk mendapatkan kesembuhan disana. 2. BERJUANG HARUS DISERTAI IMAN Bahwa mereka yang sedang berjuang untuk mendapatkan Anugerah Allah untuk kesembuhan itu, yakin dengan sungguh bahwa ada mujizat yang akan Tuhan tunjukan. Untuk apa bersusah payah kalau tidak yakin dan percaya bahwa Tuhan ada disana. Itu yang dialami oleh sebagian besar mereka yang sembuh. 3. SOLIDARITAS PERLU DAN JANGAN EGOIS Didalam setiap perjuangan kehidupan, kadang terlihat dengan nyata bahwa manusia hanya memikirkan dirinya. Yang penting saya selamat, saya aman, saya bahagia, orang lain bukan urusan saya dan bukan tanggung-jawab saya. Disini egoisme kadang menonjol, itu terlihat dari mereka yang sedang berjuang untuk sembuh. 4. IMAN MENYELAMATKAN ENGKAU Kadang didalam hidup ini kita sangat mengharapkan pertolongan orang lain, tetapi kadang pula pertolongan itu tidak datang. Kita kadang kecewa dan putus asa karena antara harapan dan kenyataan itu tidak sebanding. Jangan lupa kita masih punya Iman, dan Tuhan tahu itu. Itulah yang dialami oleh si sakit. 5. SENGSARA MEMBAWA NIKMAT Orang-orang yang pernah alami derita didalam perjuangan hidupnya, Tuhan memperhitungkan derita mereka. Dan pengorbanan mereka tidak pernah “jatuh ditanah”, karena Tuhan terus menopang hidup mereka. Kadang “SENGSARA MEMBAWA NIKMAT”, itulah yang dialami oleh si sakit karena Tuhan itu Allah yang solider dengan derita kita. Dia Allah yang peduli, karena Dia sendiri pernah merasakan penderitaan itu. Dia Tuhan yang punya sensivitas yang tinggi dan Allah penuh Empati. Inilah makna Minggu Sengsara Tuhan Yesus bagi kita orang-orang beriman.

PerjanjianLama No. 70 - 75. KJ. 70 HUJAN, HUJAN. 1. Hujan, hujan, tak hentinya hujan turun menderas; empat puluh hari hujan, hujan lagi, jadi air bah. 2. Pohon, hewan dan semua orang mati tenggelam; dalam banjir ini gunung yang tertinggi ikut terbenam. 3. Tema kita hari ini Ia harus dihukum mati. Siapa yang harus dihukum mati? Kita semua tahu, Dialah Yesus Tuhan kita. Ia harus dihukum mati. Ini keputusan sebuah pengadilan Mahkamah Agama Sanhedrin. Di Israel masa itu, Mahkamah Agama adalah dewan tertinggi di Yerusalem untuk urusan agama dan segala hal yang berhubungan dengan orang Yahudi. Mahkamah Agama berjumlah 70 orang dan dipimpin seorang Imam Besar serta beranggotakan Imam – imam kepala dan tua – tua bangsa Yahudi. Proses pengadilan dan keputusan waktu itu disetujui juga oleh Penguasa Romawi. Pada suatu waktu dalam sejarah dunia tercatat pengadilan terhadap Yesus menghasilkan keputusan Ia harus dihukum mati. Keputusan ini adalah sebuah proses yang dimulai dari kebencian yang merasuk hati dan tipu muslihat yang menguasai otak. Persekongkolan untuk menangkap dan membunuh Yesus sudah dibahas sebelumnya di Istana Imam Besar Kayafas ini Matius 261-5. Rencana sukses dijalankan dan orang – orang yang bersekongkol menanti hasil tipu muslihat itu. Para Ahli Taurat dan tua – tua telah berkumpul di Istana Imam Besar Kayafas. Di Istana Imam Besar yang seharusnya menjadi tempat keadilan dan kebenaran dinyatakan, tempat perlindungan bagi orang-orang yang lemah dan tertindas ternyata telah berubah menjadi singgasana kelaliman. Yesus yang telah ditangkap di bawah ke situ. Imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus. Mereka bahkan menyiapkan banyak saksi dusta. Mereka memfitnah Yesus. Mereka memutarbalikan ajaran dan perkataan Yesus. Tapi Yesus tidak membuka mulut untuk menjawab atau membantah atau membela diri dari setiap dakwaan yang dituduhkan kepada-Nya. Yesus diam bukan karena Ia tak berdaya. Tapi karena Ia mengasihi kita. Yesus memilih taat dan setia pada misi BapaNya. Ketika Yesus menjawab dengan menyatakan siapa diriNya, bahwa Anak manusia akan duduk disebelah kanan Bapa yang Maha Kuasa, maka Kayafas mengoyakkan pakaiannya. Kayafas menyimpulkan Yesus menghujat Allah lalu seluruh Mahkamah Agama menjatuhkan keputusan itu Ia harus dihukum mati. Petrus yang sudah malarikan diri, ikut serta dari jauh lalu masuk dan duduk diantara para pengawal. Petrus mendengar dan mengikuti proses pengadilan dan pengambilan keputusan. Keputusan itu lalu mengesahkan apapun yang dilakukan orang terhadap Yesus. MukaNya diludahi dan ditinju. Ia dipukul dan orang banyak mengolok – olok Dia. Tapi Yesus rela meminum cawan derita, menanggung sengsara, menerima hinaan dan fitnahan, memikul Salib menempuh Via Dolorosa. Walaupun melalui keputusan pengadilan yang tidak adil tapi Yesus menerima segala bentuk ketidakadilan itu. Yesus rela mati, supaya genaplah kehendak Allah agar saya dan saudara yang berdosa beroleh selamat. Yesus sudah menanggung sengsara dan derita. Yesus sudah mati bagi kita. Kita sekalian sudah ditebus oleh darahNya yang tercurah di Golgota. Dan kita sedang menikmati anugerah keselamatanNya. Pada minggu sengsara yang ke 5 ini, mari kita merenungkan pesan Firman Tuhan bagi kita Yesus mati supaya kita yang berdosa dibenarkan sehingga kitapun dapat melakukan misi Allah untuk menyatakan kasih, keadilan, kebenaran dan untuk melakukan kehendakNya dalam hidup kita. Mari merenung dalam rasa malu dan tak layak atas apa yang Yesus alami. Mari mengoreksi hidup agar tak lagi dibungkus kemunafikan dan kepalsuan. Saudaraku, dunia saat ini sedang diguncang oleh Pandemi Global Virus Corona. Ada diantara kita yang selalu mengikuti perkembangan berita tentang Virus Corona dari berbagai media. Hari ini, sudah lebih dari kasus di dunia, lebih dari orang yang mati. Di Indonesia sebanyak 405 orang telah terinfeksi dan 38 orang meninggal dunia. Apa yang kita renungkan bertepatan dengan minggu sengsara ke-5 ini ? Sesungguhnya Tuhan mengajar kita melalui berbagai peristiwa yang terjadi dalam dunia ini. Tuhan menegor kita melalui Kisah Pengadilan Mahkamah Agama dalam kisah hari ini. Janganlah seperti Mahkamah Agama yang menghalalkan kejahatan. Janganlah seperti Petrus yang mengikuti pantau dari jauh lalu mencari jalan aman bahkan tak sungkan menyangkalNya saat terjepit. Tuhan juga mengajar kita melalui Pandemi Virus Corona. Betapa tidak, virus corona telah menjungkirbalikan semua kesombongan manusia. Yerusalem menjadi sunyi, Vatikan sepi, tempat – tempat ritual agama menjadi kosong. Event olahraga dibatalkan, ekonomi negara adidaya terancam ambruk. Corona memberi pesan bahwa kehidupan kita sangatlah rapuh. Jika selama ini kepala kita terangkat dengan gagah karena kita memiliki semua yang kita inginkan, maka sekarang mesti harus menunduk malu bahkan mengoyakkan pakaian tapi bukan seperti Kayafas yang mengoyakkan pakaian dengan kemunafikan. Kita mesti mengoyakkan pakaian segala dosa kita. Allah mau kita berbalik dari segala kesombongan, keegoisan, kemunafikan untuk kembali padaNya. Berhentilah bermain – main dengan ambisi untuk menguntungkan diri sendiri, untuk memperkaya diri, untuk menghalalkan segala cara tapi mengorbankan sesama dan menghancurkan alam ciptaanNya. Berhentilah menikmati keserakahan yang membuat kita lupa diri dan lupa Tuhan. Berhentilah mempertontonkan kehebatan ibadahmu tanpa solidaritas terhadap sesama. Berhentilah menggemakan nama Tuhanmu jika hanya dalam kemunafikan. Bencana ini menjadi sebuah cambuk agar kita sadar, ada Tuhan di atas segalanya. Betapa rapuhnya kita manusia. Tanpa nafas hidup anugerahNya maka kita hanya seonggok tanah. Tanpa hikmat pemberianNya maka peradaban akan mati. Ia Tuhan yang berkuasa atas alam semesta dan seisi dunia ini. Di tengah keganasan dan kegelisahan Corona, Ia Tuhan yang sudah menderita dan mati untuk kita. Apakah kita mesti menanti ancaman corona barulah kita sadar? Tidak cukupkah sengsaraNya menampar kita? Atau kematianNya menyentuh hati kita? Jadi ingatlah penciptamu, percayalah pada Juruselamatmu, bersandarlah pada penolongmu. Carilah Tuhan pada keheningan yang bermakna bukan keramaian yang semu. Temukanlah Tuhan pada via dolorosa kehidupan kita bukan hanya terbatas pada ritus – ritus agama. Berteduhlah dalam hening untuk merenung sengsara sang Mesias. Bertekunlah dalam doa agar semua pihak beroleh kekuatan dari Tuhan di dalam badai ini. Bersehatilah sebagai saudara seiman untuk saling menguatkan melewati bencana ini, entahkah saudara masih bisa bersalaman atau tidak? Entah saudara beribadah di gereja atau di rumah atau bahkan di kolong – kolong jembatan. Pelihara imanmu, syukuri hidupmu, jaga kesehatanmu, rawatlah alam disekelilingmu, berjuanglah bersama para pejuang kemanusiaan untuk memberi penghiburan dan harapan dari Tuhan dalam masa – masa sulit seperti ini. Itu Misi Allah yang mesti kita lanjutkan. Melakukan misi Allah meski dalam diam jauh lebih berarti daripada terlibat dalam kegaduhan adu argumentasi, adu ayat Kitab Suci, adu pembelaan diri, adu teori dan lain sebagainya. Allah menghendaki kita menempuh via dolorosa hidup kita sekarang dalam perenungan yang dalam, dalam keheningan yang sunyi, dalam penyesalan yang sungguh dan dalam ketaatan penuh pada Bapa yang memelihara kita di badai topan dunia ini termasuk di badai topan corona. Pada Minggu Sengsara V ini kita tetap dapat bersukacita dan bersyukur. Minggu sengsara yang ke – 5 dalam Kalender Gerejawi disebut Minggu Laetare. Laetare artinya “bersukacitalah”. Kita bersyukur karena Allah memegang tangan kita melewati badai ini. PenyertaanNya sempurna, janjiNya meneguhkan iman kita sehingga mulut serta hati kita tetap memuji Dia “Biar badai menyerang, biar ombak menerjang, aku akan bersyukur kepada Tuhanku” Kidung Jemaat 4502. Selamat Hari Minggu. Selamat melanjutkan perenungan pada Minggu – minggu sengsara. Tuhan memberkati.
MINGGUSENGSARA YESUS: DARI MALAM PERJAMUAN TERAKHIR HINGGA PENYALIBANNYA DI GOLGOTHA. "Enam hari sebelum Paskah Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati" (Yohanes 12:1). " (Ibrani 5:7) Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan
Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus Makna Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Renungan Harian, dan Doa – Minggu, 28 Maret 2021, seluruh umat Katolik di dunia akan mendatangi gereja dengan daun palem di tangannya. Perayaan ini dikenal dengan nama Minggu Palma, sebuah peringatan masuknya Yesus ke kota Yerusalem sebelum Ia dikorbankan dan bangkit kembali, sesuai kepercayaan umat Kristiani. Mengapa umat membawa daun palem saat Minggu Palma? Menurut Alkitab, pengikut Yesus melambari jalan di Yerusalem dengan daun palem, sebelum Yesus memasuki wilayah tersebut. Seperti dilansir Time, mengalasi jalan dengan daun palem adalah kebiasaan yang dilakukan bagi orang yang berkedudukan tinggi di zaman itu. Satu minggu sebelum merayakan Paskah, kita akan melewati Minggu Palma. Hari peringatan ini termasuk hari peringatan yang penting. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui makna Minggu Palma. Makna Minggu Palma Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus, Panduan Misa, Renungan, dan Doa Minggu Palma dirayakan untuk mengingat prosesi masuknya Yesus ke Yerusalem sebelum akhirnya Ia disalibkan. Berdasarkan urutan kisah yang disampaikan dalam Alkitab, setelah dari Yerusalem, masa sengsara Yesus segera dimulai. Oleh karena itu, dalam satu minggu antara Minggu Palma dan Paskah biasa disebut dengan Pekan Suci. Berikut adalah makna Minggu Palma dalam liturgi gereja Kristen. Yerusalem merupakan kota yang suci. Ini memberikan sebuah makna Minggu Palma bahwa kesucian akan bersorak-sorai untuk Allah. Orang yang sudah menerima Yesus seharusnya bersukacita menantikan dan menyambut kedatangan Yesus. Dalam perayaan Minggu Palma, di gereja jemaat akan dibagikan daun palem. Gereja pun terlihat penuh dengan dekorasi palem. Hal ini untuk menandakan bahwa jemaat ikut hadir menyambut masuknya Yesus ke Yerusalem. Daun palem yang dibagikan akan dibakar untuk dipakai di perayaan Rabu Abu di tahun berikutnya untuk menegaskan makna ibadah Rabu Abu. Keikutsertaan jemaat juga ditandai dengan jemaat yang ikut melambaikan daun palem sambil bernyanyi. Prosesi ini biasanya dimulai di awal ibadah. Daun palem sendiri bukannya sembarang dipilih. Daun Palem pada zaman Romawi merupakan simbol kemenangan martir. Oleh karena itu, daun palem memberikan makna Minggu Palma bahwa Yesus telah menang atas maut. Warna hijau pada daun palem identik dengan musim semi. Seperti musim semi yang menggantikan musim dingin, Yesus datang memberikan keselamatan, suasana baru yang penuh damai dan sukacita ganti segala dosa dan dukacita. Yesus memasuki Yerusalem menggunakan keledai. Keledai sendiri dianggap sebagai lambang perdamaian. Hal ini memberikan makna Minggu Palma bahwa Yesus datang membawa perdamaian bagi dunia. Jika keledai merupakan lambang perdamaian, kuda dianggap sebagai simbol peperangan. Minggu Palma tidak hanya mengingatkan jemaat atas proses masuknya Yesus ke Yerusalem, tetapi juga mengingatkan akan kesengsaraan Yesus. Jemaat diingatkan bahwa setelah dielu-elukan begitu rupa, ada proses sengsara yang harus Ia lewati. Maka dari itu, Pekan Suci juga disandingkan dengan Minggu Sengsara. Pada ibadah Minggu Palma, teks bacaan Alkitab yang dipilih adalah pembacaan kisah sengsara Yesus. Pembacaan ini tentu sama dengan yang dibacakan saat Jumat Agung. Namun, pembacaan ini memberikan makna yang berbeda dengan makna Jumat Agung. Makna Minggu Palma yang didapatkan adalah kemenangan Yesus bukan tentang bagaimana Ia dipuja, tetapi tentang bagaimana Ia berhasil melawan kuasa maut. Perayaan Hari Minggu Palma memiliki keunikan tersendiri. Perayaan diawali dengan penuh kegembiraan dan sukacita untuk menyambut Kristus sebagai raja. Tetapi setelah selesai perarakan, dalam Ekaristi seluruhnya umat beriman diajak untuk merenungkan misteri sengsara dan wafat Tuhan, baik dalam doa maupun pembacaan kisah sengsara Tuhan Yesus Kristus, yang diambil dari Injil Sinoptik. Karena hal inilah hari Minggu Palma disebut juga hari Minggu Sengsara. Yesus masuk ke kota Yerusalem dengan penuh keagungan dan semarak, untuk kemudian Ia mengalami sengsara, wafat dan dimakamkan, lalu bangkit dengan mulia pada hari ketiga. Kisah Sengsara Tuhan dibawakan dengan meriah. Dianjurkan untuk membacakan atau menyanyikannya secara tradisional oleh tiga orang yang mengambil alih peran Kristus, Penginjil dan Umat. Harus dibawakan oleh para Diakon atau Imam; atau, bila tidak ada, oleh lektor. Dalam hal ini peran Kristus dikhususkan bagi imam. Pada pewartaan Kisah Sengsara ini tidak dinyalakan lilin. Dupa, salam bagi umat dan penandaan salib pada buku ditiadakan. Hanya para daikon sebelumnya mohon berkat imam, seperti pada Pembacaan Injil. Karena manfaat rohani kaum beriman, Kisah Sengsara dibawakan seutuhnya dan bacaan-bacaan sebelumnya tidak boleh dilewati. Panduan Misa Minggu Palma 28 Maret 2021 PERARAKAN 1. Komentar Pembuka Bapak-Ibu, saudara-saudari, umat beriman yang terkasih dalam Kristus Yesus. Masuknya Al-Masih ke kota Daud pada hakikatnya memulai drama penderitaan-Nya untuk melaksanakan kehendak Sang Bapa. Penderitaan ini yang pada akhirnya bermuara pada kegembiraan abadi Paskah kita. “Terpujilah yang datang atas nama Tuhan!” merupakan suatu pralambang kedatangan Yesus dengan jaya pada akhir zaman. “Hosana Putera Daud !” Suatu madah yang melantunkan nada penderitaan bercampur kemuliaan abadi. Oleh karena itu, marilah kita menyambut Yesus sebagai Raja Damai, sebagai Dia yang dalam cinta-Nya rela mati supaya kita memperoleh hidup. Marilah kita menyongsong kedatangan Sang Raja kemuliaan kekal, Yesus Tuhan kita dengan memadahkan lagu pembuka. 2. Lagu Pembuka 3. Tanda Salib dan Salam Pembuka 4. Kata Pembuka Kemudian imam dan umat membuat tanda salib sementara imam berkata Kemudian imam memberi salam kepada umat seperti biasa, dan menyampaikan kata pengantar singkat untuk mengajak umat supaya ikut-serta secara aktif dan sadar dalam perayaan hari ini, dengan kata-kata berikut atau yang senada Saudara-saudara terkasih, sudah sejak awal masa Prapaskah kita menyiapkan diri dengan ulah tobat dan karya amal kasih. Pada hari ini kita semua berkumpul dan bersama seluruh umat Allah mengawali misteri Paskah Tuhan kita, yakni sengsara dan kebangkitan-Nya. Untuk menggenapi misteri inilah Yesus memasuki Yerusalem, kota-Nya. Oleh karena itu, marilah dengan penuh iman dan bakti kita mengiringi Tuhan sambil mengenangkan peristiwa yang menyelamatkan itu. Dengan demikian kita memetik buah salib suci, yakni kebangkitan dan kehidupan. Kemudian, sambil merentangkan tangan, imam mengucapkan salah satu dari doa-doa berikut I Marilah kita berdoa. Allah yang mahakuasa dan kekal, kuduskanlah + daun palma ini dengan berkat-Mu. Semoga kami, yang mengiringi Raja Kristus dengan penuh sukacita, diperkenankan memasuki Yerusalem abadi bersama Dia, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. U Amin. Lalu imam mereciki daun palma dengan air suci tanpa mengucapkan apa-apa. Kemudian diakon atau, kalau tidak ada, imam sendiri memaklumkan Injil yang mengisahkan Tuhan memasuki Kota Yerusalem, menurut satu dari keempat Injil. Kalau dianggap baik, Kitab Injil dapat didupai. Bacaan Misa Minggu Palma 28 Maret 2021 Pemberkatan daun palma dan perarakan Mrk. 111-10 atau Yoh. 1212-16. Yes. 504-7; Mzm. 228-9,17-18a,19-20,23-24; Flp. 26-11; Mrk. 141-1547. BcO Yer. 221-8; 231-8 Sesudah Injil, dapat diadakan homili singkat. Untuk memulai perarakan, imam atau diakon atau pelayan awam menyampaikan ajakan dengan kata-kata ini atau yang senada. Imam Saudara-saudari terkasih, marilah kita mencontoh khalayak di Yerusalem yang mengelu-elukan Yesus. Marilah kita berarak dalam damai. Urutan perarakan •Ajuda pembawa dupa. •Ajuda pembawa salib diapit oleh ajuda pembawa lilin. •Koor. •Seluruh umat. •Ajuda pembawa persembahan. •Imam. Selama perarakan dilagukan nyanyian-nyanyian yang sesuai untuk menghormati Raja Kristus. Setelah tiba di altar, imam menghormati altar dan, bila dianggap perlu, mendupainya. Lalu ia pergi ke tempat duduk, menanggalkan pluviale jika tidak ada pluviale, dapat digunakan alba, kasula dan singel dan mengenakan kasula. Dengan menghilangkan bagian-bagian ritus pembuka misa, termasuk, bila ada, Kyrie, imam langsung mengucapkan doa pembuka. Kemudian misa dilanjutkan seperti biasa. Kedua Upacara Masuk Meriah Kalau perarakan di luar gereja tidak dapat dilaksanakan, peristiwa Yesus memasuki Kota Yerusalem dirayakan di dalam gereja dengan upacara masuk meriah sebelum misa utama. Umat berkumpul di depan pintu gereja atau di dalam gereja sambil memegang daun palma. Imam, para pelayan, dan para wakil umat pergi ke tempat yang cocok di dalam gereja ―bukan di panti imam―yang dapat dilihat oleh sebagian besar umat yang hadir. Sementara imam dan para pelayan pergi ke tempat tersebut, dilagukan antifon Hosana bagi Putra Daud’ no. 4 atau nyanyian lain yang sesuai. Kemudian imam memberkati daun palma dan membacakan Injil tentang Yesus memasuki Kota Yerusalem no. 5-7. Sesudah pembacaan Injil imam, para pelayan, dan wakil umat berarak di dalam gereja menuju panti-imam. Sementara itu, dilagukan responsorium Ketika Tuhan Memasuki’ no. 10 atau nyanyian lain yang sesuai. Setelah tiba di altar, imam menghormati altar, lalu menuju tempat duduk. Dengan menghilangkan bagian-bagian ritus pembuka misa, termasuk, bila ada, Kyrie, imam langsung mengucapkan doa pembuka. Kemudian misa dilanjutkan seperti biasa. Setelah selesai perarakan atau upacara masuk meriah, imam memulai misa dengan doa pembuka. Doa Pembuka Marilah kita berdoa, Allah yang mahakuasa dan kekal, Engkau telah menyerahkan Juruselamat kami yang telah menjadi manusia dan direndahkan sampai wafat di salib, sebagai teladan kerendahan bagi umat manusia. Perkenankanlah, agar kami meneladani sengsara-Nya dan pantas untuk bangkit bersama Dia, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. LITURGI SABDA 1. Bacaan I Yesaya. 504-7 2. Mazmur Tanggapan 3. Bacaan II Filipi. 26-11 4. Bait Pengantar Injil 5. Bacaan Injil/Kisah Sengsara Tahun A Matius 2614-2766, Tahun B Markus 141-1547, Tahun C Lukas,2214 – 23 56 Kisah Sengsara Tuhan dibacakan oleh lektor tanpa lilin dan pendupaan, tanpa salam dan tanpa tanda salib pada buku; Sebelum membawakan Kisah Sengsara, para lektor mohon berkat imam. 6. Homili 7. Aku Percaya diucapkan 8. Doa Umat Imam Bersama Yesus yang taat sampai wafat, tetapi dijunjung tinggi oleh Bapa-Nya, kita menghadap Bapa dan memanjatkan doa bersama P. Bagi Gereja yang menderita Ya Bapa yang Mahakuasa, tabahkanlah mereka yang menderita, dihina, dianiaya dan difitnah karena imannya, agar mereka tetap optimistis bahwa sesudah cobaan akan datang pembebasan. Marilah kita mohon…. P. Bagi para pemimpin masyarakat Ya Bapa yang Mahakuasa, dampingilah para pemimpin masyarakat kami, agar dengan tabah memperjuangkan kesejahteraan umum dan jangan tergoda oleh kepentingan diri. Marilah kita mohon…. P. Bagi sanak saudara yang menderita Ya Bapa yang penuh kasih, berkatilah dan dampingilah saudara-saudari kami yang sedang tertimpa penderitaan, agar dengan rela mempersatukan kemalangannya dengan penderitaan Kristus demi keselamatan sesama. Marilah kita mohon…. P. Bagi kita sendiri yang berkumpul di sekitar altar ini Ya Bapa yang Mahamurah, curahilah kami semangat Yesus Kristus, Putra-Mu agar kami dapat saling membantu dalam memanggul salib kehidupan kami sehari-hari dalam mengikuti jejak Putera-Mu. Marilah kita mohon…. Imam Allah Bapa kami di surga, demi cinta kasih-Mu Engkau menghendaki kami menjadi putra dan putri-Mu berkat jasa Yesus Kristus, Putra-Mu Hamba-Mu yang menderita. Kami mohon, terimalah dan kabulkanlah permohonan doa kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Umat Amin. LITURGI EKARISTI 1. Lagu Persiapan Persembahan 2. Doa Persiapan Persembahan Ya Tuhan, semoga oleh penderitaan Putra Tunggal-Mu pendamaian-Mu dengan kami semakin mendekat. Kami tidak mampu mencapainya dengan usaha kami sendiri, namun kami sudah merasakannya, berkat kurban yang penuh daya ini dan karena belas kasih-Mu. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. 3. Prefasi Minggu Sengsara Sungguh layak dan benar, pantas dan menyelamatkan, bahwa kami selalu dan di mana pun bersyukur kepada-Mu, Tuhan, Bapa yang kudus, Allah yang Mahakuasa dan kekal dengan pengantaraan Kristus Tuhan kami. Ia yang tidak bersalah, rela menderita bagi orang berdosa dan rela dihukum dengan tidak adil bagi orang jahat. Wafat-Nya menghapus dosa kami dan kebangkitan-Nya menyelamatkan kami. Maka, bersama semua Malaikat kami pun memuji Dikau dan bersorak gembira sambil berseru 4. Kudus 5. Doa Syukur Agung 6. Bapa Kami 7. Embolisme 8. Doa Damai Imam Kristuslah Raja Damai, yang demi cinta kasih-Nya rela berkorban sampai sehabis-habisnya, agar dapat membawa kita memasuki kedamaian-Nya. Maka marilah kita mohon damai kepada-Nya Tuhan Yesus Kristus …. 9. Salam Damai 10. Anak Domba Allah 11. Komuni diiringi nyanyian-nyanyian komuni oleh koor 12. Antifon Komuni Mat. 2642 Ya Bapa, jika tak mungkin piala ini Kulewati tanpa meminumnya, maka jadilah kehendak-Mu. 13. Doa sesudah Komuni Marilah kita berdoa, Ya Tuhan, kami yang telah dipuaskan oleh anugerah suci ini bersujud memohon kepada-Mu Semoga sebagaimana berkat kematian Putra-Mu Engkau membantu kami mengharapkan apa yang kami Imani, demikian pula berkat kebangkitan-Nya Engkau membantu kami mencapai apa yang kami tuju. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang hidup dan berkuasa sepanjang segala masa. RITUS PENUTUP 1. Pengumuman 2. Berkat dan Pengutusan dengan mengulurkan kedua tangan kearah umat Saudara sekalian, Allah Bapa yang maharahim, memberikan teladan cinta kasih lewat sengsara Putra-Nya yang tunggal. Semoga saudara di anugerahi berkat yang tiada tara karena pengabdian kepada Allah dan pelayanan kepada sesama. Umat Amin. Imam Semoga saudara memperoleh kebahagiaan abadi berkat kematian Kristus yang mengantar saudara memasuki hidup yang kekal. Umat Amin. Imam Semoga dengan ikut merendahkan diri bersama Kristus, saudara pun ikut bangkit bersama Dia. Umat Amin. Imam Semoga saudara sekalian dilindungi, dibimbing, dan diberkati oleh Allah yang mahakuasa + Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Umat Amin. 3. Lagu Penutup Renungan Harian Katolik Minggu, 28 Maret 2021 Renungan harian katolik untuk hari ini, marilah kita bersiap diri dan mempersiapkan diri untuk membaca kitab suci yang sudah dipersiapkan daam renungan harian katolik hari ini. Bacaan Pertama Yesaya Bab 50 ayat 4 – ayat 7 Renungan harian katolik hari ini Pembacaan dari Kitab Yesaya Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang. Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi. Tetapi Tuhan ALLAH menolong aku; sebab itu aku tidak mendapat noda. Sebab itu aku meneguhkan hatiku seperti keteguhan gunung batu karena aku tahu, bahwa aku tidak akan mendapat malu. Demikianlah sabda Tuhan. Mazmur Tanggapan Mazmur 22 Allahku, ya Allahku, mengapa Kautinggalkan daku? “Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?” Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku. Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku. Segala tulangku dapat kuhitung; mereka menonton, mereka memandangi aku. Mereka membagi-bagi pakaianku di antara mereka, dan mereka membuang undi atas jubahku. Tetapi Engkau, TUHAN, janganlah jauh; ya kekuatanku, segeralah menolong aku! Aku akan memasyhurkan nama-Mu kepada saudara-saudaraku dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaah kamu yang takut akan TUHAN, pujilah Dia, hai segenap anak cucu Yakub, muliakanlah Dia, dan gentarlah terhadap Dia, hai segenap anak cucu Israel! Bacaan Kedua Filipi Bab 2 ayat 6 – ayat 11 Renungan harian katolik Pembacaan dari Surat Paulus kepada Jemaat di Filipi yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa! Demikianlah Sabda Tuhan. Bait Pengantar Injil Filipi Bab 2 ayat 8 – ayat 9 Kristus sudah taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat mengandalkan Dia, dan menganugerahi-Nya nama diatas segala nama. Bacaan Injil Markus Bab 15 ayat 1 – ayat 39 Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus Pagi-pagi benar imam-imam kepala bersama tua-tua dan ahli-ahli Taurat dan seluruh Mahkamah Agama sudah bulat mupakatnya. Mereka membelenggu Yesus lalu membawa-Nya dan menyerahkan-Nya kepada Pilatus. Pilatus bertanya kepada-Nya “Engkaukah raja orang Yahudi?” Jawab Yesus “Engkau sendiri mengatakannya.” Lalu imam-imam kepala mengajukan banyak tuduhan terhadap Dia. Pilatus bertanya pula kepada-Nya, katanya “Tidakkah Engkau memberi jawab? Lihatlah betapa banyaknya tuduhan mereka terhadap Engkau!” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawab lagi, sehingga Pilatus merasa heran. Telah menjadi kebiasaan untuk membebaskan satu orang hukuman pada tiap-tiap hari raya itu menurut permintaan orang banyak. Dan pada waktu itu adalah seorang yang bernama Barabas sedang dipenjarakan bersama beberapa orang pemberontak lainnya. Mereka telah melakukan pembunuhan dalam pemberontakan. Maka datanglah orang banyak dan meminta supaya sekarang kebiasaan itu diikuti juga. Pilatus menjawab mereka dan bertanya “Apakah kamu menghendaki supaya kubebaskan raja orang Yahudi ini?” Ia memang mengetahui, bahwa imam-imam kepala telah menyerahkan Yesus karena dengki. Tetapi imam-imam kepala menghasut orang banyak untuk meminta supaya Barabaslah yang dibebaskannya bagi mereka. Pilatus sekali lagi menjawab dan bertanya kepada mereka “Jika begitu, apakah yang harus kuperbuat dengan orang yang kamu sebut raja orang Yahudi ini?” Maka mereka berteriak lagi, katanya “Salibkanlah Dia!” Lalu Pilatus berkata kepada mereka “Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukan-Nya?” Namun mereka makin keras berteriak “Salibkanlah Dia!” Dan oleh karena Pilatus ingin memuaskan hati orang banyak itu, ia membebaskan Barabas bagi mereka. Tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kemudian serdadu-serdadu membawa Yesus ke dalam istana, yaitu gedung pengadilan, dan memanggil seluruh pasukan berkumpul. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya. Kemudian mereka mulai memberi hormat kepada-Nya, katanya “Salam, hai raja orang Yahudi!” Mereka memukul kepala-Nya dengan buluh, dan meludahi-Nya dan berlutut menyembah-Nya. Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah ungu itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian Yesus dibawa ke luar untuk disalibkan. Pada waktu itu lewat seorang yang bernama Simon, orang Kirene, ayah Aleksander dan Rufus, yang baru datang dari luar kota, dan orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus. Mereka membawa Yesus ke tempat yang bernama Golgota, yang berarti Tempat Tengkorak. Lalu mereka memberi anggur bercampur mur kepada-Nya, tetapi Ia menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Dia, lalu mereka membagi pakaian-Nya dengan membuang undi atasnya untuk menentukan bagian masing-masing. Hari jam sembilan ketika Ia disalibkan. Dan alasan mengapa Ia dihukum disebut pada tulisan yang terpasang di situ “Raja orang Yahudi”. Bersama dengan Dia disalibkan dua orang penyamun, seorang di sebelah kanan-Nya dan seorang di sebelah kiri-Nya. Demikian genaplah nas Alkitab yang berbunyi “Ia akan terhitung di antara orang-orang durhaka.” Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan kepala mereka berkata “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah dari salib itu dan selamatkan diri-Mu!” Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan percaya.” Bahkan kedua orang yang disalibkan bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga. Pada jam dua belas, kegelapan meliputi seluruh daerah itu dan berlangsung sampai jam tiga. Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring “Eloi, Eloi, lama sabakhtani?”*, yang berarti /Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Mendengar itu, beberapa orang yang berdiri di situ berkata “Lihat, Ia memanggil Elia.” Maka datanglah seorang dengan bunga karang, mencelupkannya ke dalam anggur asam lalu mencucukkannya pada sebatang buluh dan memberi Yesus minum serta berkata “Baiklah kita tunggu dan melihat apakah Elia datang untuk menurunkan Dia.” Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawa-Nya. Ketika itu tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat mati-Nya demikian, berkatalah ia “Sungguh, orang ini adalah Anak Allah!” Demikianlah Injil Tuhan. Baca Juga Sekian informasi seputar Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus . Semoga bermanfaat. Salam.’ Kata KunciMakna Minggu Palma, Makna Minggu Palma, Makna Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Doa Minggu Palma, Panduan Misa Minggu Palma, Renungan Harian Minggu Palma, Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus, Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus, Hari Minggu Palma Mengenang Sengsara Tuhan Yesus,
\n \n \n renungan air hidup minggu sengsara

Yesusadalah sumber air hidup dan kesembuhan. Orang sakit itu tak perlu menunggu lagi air kolam berguncang. Dia disembuhkan oleh Yesus. Yang dituntut dari orang sakit itu adalah iman dan sikap iman yang teguh, yaitu jangan berbuat dosa lagi. Kepada Yesus, Sumber Air Hidup inilah kita mesti datang menimba hidup dan rahmat berlimpah.

- Bersabar dalam penderitaan. Itulah seutas kutipan dari Penatua Remine Salindeho, ketika membawakan khotbah, pada ibadah Minggu Sengsara Pertama, GMIBM Molinbagu, Minggu 23/2/2020. Ibadah Minggu Sengsara Pertama di GMIBM Molibagu, dihadiri hampir 90 jemaat baik anak-anak hingga orang dewasa. Penatua Remine memilih Markus 9 ayat 30-37, sebagai pembacaan Alkitab pada ibadah kali ini. "Menghadapi minggu sengsara pertama, jemaat akan dihadapkan dengan berbagai masalah baik dalam keluarga, hingga ke pekerjaan," ucapnya. Namun, Remine mengakui banyaknya masalah hidup harusnya tak membuat jemaat berpaling dari Tuhan Yesus Kristus. "Masalah itu harusnya membuat hubungan kita kian erat dengan Tuhan, bukan menjauh," tegasnya. Menurutnya kunci untuk menghadapi banyaknya persoalan hidup adalah tangan yang terlipat dan memohon kepada Tuhan. "Yakinlah jika Tuhan memberikan cobaan sesuai batas kemampuan kita," ucapnya. Ia pun berharap, kedepannya para umat Kristus tidak kehilangan arah, terutama dalam menghadapi masalah kehidupan. "Bertekun dalam doa, dan minta penyertaan Tuhan dalam menghadapi masalah. Niscaya Tuhan akan menjawab semua doa saudara," tuturnya. Ibadah Minggu Sengsara Pertama di Jemaat GMIBM Molibagu, Kabupaten Bolsel, berlangsung dengan penuh khusyuk. Berbagai puji-pujian baik anak-anak hingga orang dewasa pun, mewarnai jalannya ibadah. Nie
G1W4Zb.
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/415
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/491
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/328
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/225
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/82
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/320
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/352
  • b6ey9jq1fv.pages.dev/23
  • renungan air hidup minggu sengsara