Puji Tuhan, Shalom sahabat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Pada kesempatan ini saya akan sharing tentang renungan harian air hidup yang bisa kita nikmati bersama setiap saat. Semoga renungan yang akan saya berikan bisa menguatkan kehidupan kalian dan bisa menjadi berkat untuk dalam kehidupan kita pasti pernah dihadapkan pada sebuah pilihan yang mengharuskan kita untuk membuat sebuah keputusan. Meski sudah membuat sebuah keputusan, tentu bisa terjadi dan juga tidak segala keputusan mutlak di atur oleh Tuhan Yesus. Oleh karena itu, jika keputusan yang sudah kita buat dan akhirnya tidak terwujud kita tidak perlu marah, sedih dan iman kita lebih kuat, mari kita baca renungan harian air hidup terbaru 2023 berikut Renungan Harian Air Hidup Hari Ini Tahun 2023Di bawah ini ada banyak judul renungan Kristen yang bisa kita nikmati bersama setiap hari secara gratis. Membaca renungan itu tidak membuat diri kita rugi, melainkan iman kita akan semakin itu langsung saja kita mulai membaca dari judul yang pertama, berikut Hidup Sejahtera dan Panjang Umur“Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku, karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.”Bacaan Injil Amsal 3 1-2Di dalam renungan singkat hari ini kami akan memberikan kepada kamu rahasia untuk hidup sejahtera dan panjang orang tua pastinya berharap supaya anak-anaknya dapat hidup damai sejahtera dan bahagia. Supaya harapan tersebut tercapai tak jarang orang tua memberi nasihat untuk adalah salah satu wujud tanggung jawab orang tua atas perintah yang Tuhan berikan untuk mendidik anak-anak yang telah dipercayakan-Nya pada mereka. Orang tua pun harus meyakinkan anak-anak untuk memperhatikan serta melakukan apa yang orang tua ini sama dengan Salomo, dirinya meyakinkan anak-anaknya untuk memelihara nasihat orang tua supaya di karunia hidup lebih sejahtera dan umur panjang. Salomo menekankan pentingnya taat pada Allah dan hidup menurut menaati Allah hanya bisa dilakukan jika percaya kepada Allah dengan segenap hati dan tak meragukan-Nya. Kepercayaan tersebut jadi dasar dari hubungan antara manusia dengan Allah. Percaya bahwa Allah sangat mengasihi dan setia memelihara kita bisa melakukan kehendak-Nya, Allah berjanji akan membawa kita mencapai sasaran yang sudah Ia tetapkan bagi kehidupan firman Tuhan hari ini tidak hanya bisa di pakai dalam renungan firman Tuhan untuk ulang tahun anak namun juga dapat kita renungkan dalam kehidupan sehari-hari jika kita ingin memiliki umur yang panjang dan hidup damai Tuhan mengatakan bahwa damai sejahtera dan umur lanjut merupakan sebuah bonus hidup. Pada ayat Alkitab hari ini kita di ajak untuk memiliki kehidupan yang tetap memegang teguh firman kita belajar untuk berdoa supaya memiliki usia yang panjang sesuai dengan yang kita impikan. Selain itu, berdoa perlu juga berupaya untuk hidup sehat baik secara fisik maupun tak hanya usia panjang yang kita doakan, tetapi juga bagaimana supaya pada umur yang pajang tersebut, hidup kita dapat di isi dengan berpegang teguh pada ajaran dan perintah Tuhan Mujizat Tuhan Pasti Terjadi“Engkaulah Allah yang melakukan keajaiban, Engkau telah menyatakan kuasa-Mu diantara bangsa – bangsa“Bacaan Injil Mazmur 77 15Didalam menjalani hidup ini. Pasti anda tidak akan terlepas dari sebuah masalah. kadang masalah tersebut juga tidak bisa anda selesaikan dengan kekuatan anda sendiri. oleh sebab itu, anda perlu sebuah mujizat daripada Tuhan untuk menyelesaikan masalah didalam kehidupan renungan harian air hidup hari ini, kita akan belajar bersyukur terhadap mujizat yang pernah kita alami didalam hidup harus jujur terhadap diri kita sendiri dan mau mengkaui segala keterbatasan terhadap kemampuan dan kekuatan yang ada dalam diri kita. tidak ada satupun yang bisa kita andalkan bahkan kita sombongkan terhadap diri kita tidak akan mampu berbuat apa – apa, jika tiada pertolongan dan mujizat yang telah diberikan Tuhan. langkah utama untuk kita bisa mendapatkan mujizat dan pertolongan Tuhan adalah kita harus percaya terhadap sekali – kali kita ragu terhadap kuasa Tuhan. kita semua perlu meyakini bahwa Tuhan kita Yesus Kristus mampu mengerjakan perkara kecil maupun perkara besar didalam kehidupan kita. Meskipun didalam kehidupan kita sehari – hari, kita sering meragukan kuasa-Nya. tapi perlu kita ingat bahwa Tuhan sangatlah mampu memberikan mujizat serta pertolongan didalam hidup kita tepat pada kasih Tuhan, kita boleh merasakan anugerah dan mujizat didalam hidup kita. kasihNya yang diberikan kepada kita bukan kasih yang sembarangan. tapi kasih yang diberikan Tuhan Yesus ini adalah kasih karunia terbesar bagi setiap orang yang percaya itu dibuktian-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib. Dia mau dengan rela menebus umat berdosa supaya mendapatkan keselamatan yang kekal. kita patut bersyukur bahwa kita memiliki Tuhan Yesus yang sangat mengasihi Tak hanya Mujizat saja yang bisa Tuhan lakukan. Tapi kasih Tuhan yang tidak terbatas ini sehingga mampu mengasihi semua orang baik itu orang yang berdosa. Dan kasih yang diberikan Tuhan Yesus kepada kita. adalah kasih yang kekal dan abadi, tidak ada satupun orang yang mampu kita baca dari kitab ibrani “Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama – lamanya”Kuatnya iman kita kepada Tuhan, membuat kita bisa merasakan mujizat yang diberikan Tuhan. Jika kita sendiri ragu terhadap kuasa Tuhan, tentu kita akan susah merasakan Mujizat yang diberkan Tuhan diatas hidup Tuhan Dapat Merubah Keputusan“Beginilah Firman Tuhan Sampaikanlah pesan terakhir kepada keluargamu, Sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh lagi”Bacaan Injil 2 Raja – Raja Pasal 20 1 – 11Renungan harian air hidup ini menceritakan kisah hidup dari tokoh alkitab yang bernama Hizkia terhadap penyakit yang dialaminya. Oleh karena penyakit tersebut, Hizkia nyawa Hizkia terancam. Namun karena belas kasih Tuhan, Hizkia boleh sembuh dari penyakitnya, bahkan diberikan kesempatan hidup selama 15 2 Raja – Raja 20 3, kita bisa belajar tentang kesetiaan dan ketekunan dalam berdoa yang sudah di contohkan oleh Hizkia. Berkaitan dengan judul kita yaitu Tuhan dapat merubah keputusan ini. kita perlu tekun melakukan kehendak situ kita dapat menyentuh dan menggerakan hati Tuhan untuk merubah keputusan didalam kehidupan kita menjadi sebuah keputusan yang itu, Tuhan memberikan perintah kepada Nabi Yesaya untuk menyampaikan berita kepada Hizkia tentang penyakitnya. Pesan yang disampaikan Nabi Yesaya tersebut adalah Hizkia tidak akan bisa sembuh dari penyakitnya, bahkan tidak lama lagi akan perkataan tersebut, Hizkia tidak tidak pasrah dan menggerutu terhadap Tuhan, melainkan Ia lebih tekun didalam doa dan memohon ampun kepada Kitab Raja – Raja 20 2 – 3, dikatakan bahwa Hizkia memalingkan wajahnya kepada sebuah tembok dan menyampaikan isi hatinya bahwa ia telah melakukan yang terbaik kepada Tuhan dan telah bertekun didalam dan melihat ketekunan dari Hizkia, Tuhan berbelas kasihan kepada Hizkia. Sehingga sakit yang dialami hizkiapun disembuhkan oleh Tuhan. Bahkan Tuhan juga memberikan kesempatan hidup selama 15 Tahun. Selain itu Tuhan juga melepaskan Hizkia dari tangan raja asyur dan memagari kota dari Hizkia ini, juga mengingatkan saya terhadap cerita kota Niniwe yang akan dihancurkan oleh Tuhan karena perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh seluruh penduduk kota tersebut. Ketika mengetahui hal tersebut, Raja dari kota Niniwepun takut dan mengajak seluruh rakyat bahkan ternak untuk yang dilakukannya yaitu berpuasa dan berkabung. Melihat apa yang telah dilakukan oleh seluruh penduduk kota niniwe tersebut, Tuhan memiliki rasa belas kasihan kepada kota tersebut. Sehingga penghancuran kota tersebut pada akhirnya di harus bersyukur kepada Tuhan Yesus, karena Dia adalah juru selamat kita yang sangat baik, murah hati, penuh dengan belas kasihan, penuh cinta bagi setiap orang yang melakukan kehendaknya dengan hati yang melalui pertobatan yang kita lakukan ini tentu akan menggerakan hati Tuhan untuk selalu mengampuni kita dan merubah kehidupan kita melalui keputusan yang sudah di buat oleh sudah membaca renungan harian air hidup hari ini, Tuhan Yesus Memberkati!RenunganMinggu biasa XIII-Tahun C-2010 Bacaan 1Raj 19:16b. 19-21 Gal 5:1. 13-15 Luk 9:51-62 Renungan Saudara dan saudari Hidup kita ini senantiasa dalam perjalanan. Kisah injil hari ini menggambarnya dengan sangat jelas. Kalau kita membaca Injil Lukas, kita dapat melihat bahwa Yesus senantiasa berada dalam perjalanan. SENGSARA KRISTUS Renungan Kristen pada Ibadah Rumah Tangga Minggu Sengsara adalah sebuah refleksi terhadap peristiwa penderitaan dan kematian Yesus Kristus di kayu salib. Minggu Sengsara, yang juga dikenal sebagai Minggu Agung, yaitu periode tiga hari sebelum Paskah di mana umat Kristen merayakan Kenaikan Tuhan Yesus Rumah Tangga Minggu Sengsara biasanya dilakukan di rumah bersama keluarga dan dapat melibatkan pembacaan Alkitab, renungan, doa, dan renungan ini adalah untuk membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang pengorbanan Kristus di kayu salib dan memperdalam pengalaman rohani kita sebagai Ibadah Rumah Tangga Minggu Sengsara, kita diingatkan tentang penderitaan dan sengsara yang dialami oleh Yesus Kristus, serta makna yang terkandung di dalamnya. Kita juga diingatkan tentang kebesaran kasih Allah yang telah mengorbankan Putra-Nya sendiri untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa dan Ibadah Rumah Tangga Minggu Sengsara, kita diharapkan dapat memperdalam hubungan kita dengan Tuhan dan meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya hidup dengan iman dan kasih untuk adalah Renungan Ibadah Rumah Tangga Minggu SengsaraRenungan Kristen pada Ibadah Rumah Tangga Minggu Sengsara akan membawa kita untuk merenungkan dan memahami lebih dalam arti dari penderitaan dan sengsara yang dialami oleh Yesus Kristus saat ia disalibkan di kayu kita memperhatikan sengsara dan penderitaan yang dialami oleh Yesus, kita dapat belajar beberapa pelajaran penting yang dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari sebagai orang penderitaan dan sengsara Yesus, kita melihat betapa besar kasih Allah terhadap kita sebagai umat-Nya. Ia rela mengorbankan putra-Nya sendiri demi menyelamatkan kita dari dosa dan tetap setia dan taat kepada kehendak Bapa-Nya, bahkan ketika Ia mengalami penderitaan dan sengsara yang luar biasa. Hal ini mengajarkan kita untuk tetap teguh dalam iman dan taat pada kehendak Allah, meskipun kita dihadapkan dengan tantangan dan Yesus disalibkan, Ia meminta pengampunan bagi orang-orang yang telah menyiksa dan menyombongkan diri atas penderitaannya. Hal ini mengajarkan kita untuk memaafkan orang lain, bahkan dalam keadaan sulit dan sengsara Yesus mengajarkan kita tentang makna kehidupan dan kematian. Ia memperlihatkan bahwa hidup kita bukanlah tentang kenikmatan duniawi semata, namun juga tentang pengorbanan dan pelayanan kepada sesama, serta kesiapan kita menghadapi kematian dengan Yesus berada di taman Getsemani, Ia berdoa agar cawan penderitaan yang harus dijalani-Nya dapat diangkat. Namun, pada akhirnya, Ia menerima kehendak Bapa dan menjalani penderitaan-Nya dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati. Kita juga diajarkan untuk menerima takdir dan kehendak Allah dalam hidup kita, meskipun terkadang hal tersebut mungkin terasa sulit atau tidak sesuai dengan keinginan dan sengsara yang dialami oleh Yesus adalah saat-saat ketika Ia membutuhkan persekutuan dengan Bapa-Nya yang lebih dalam. Hal ini mengajarkan kita pentingnya membangun hubungan yang erat dengan Tuhan melalui doa, pembacaan Firman, dan ibadah Kristus adalah contoh nyata dari pengorbanan yang luar biasa. Ia mengorbankan nyawa-Nya demi keselamatan umat manusia. Hal ini mengajarkan kita untuk siap mengorbankan diri kita untuk orang lain, bahkan ketika hal tersebut terasa sulit. renunganair-hidup-Saling-Mendorong-Dalam-Kasih-Dan-Pekerjaan-Baik. Posted by Alamta Singarimbun on January 27, 2018. Viewed : 106 views. Comments. comments. Post navigation. Previous Post Saling Mendorong Dalam Kasih Dan Pekerjaan Baik. Pick a Month
Oleh Pdt. Jacobus Manuputty Hidup itu sebuah perlombaan diantara sengsara dan nikmat, artinya orang harus berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan dan kenikmatan, sekalipun harus melewati suka duka kehidupan yang ada. Tuhan tidak hanya mengaruniakan hidup secara otomatis dengan segala kenikmatannya, tetapi itu harus diperjuangkan. Dan kemungkinan untuk alami derita didalam hidup yang Tuhan beri, itu sebuah keniscayaan. Itulah sebabnya, kita tidak perlu kaget didalam menjalani dinamika kehidupan ini dengan segala suka duka, pahit getir dan asam manis yang kadang bercampur melilit atau membelenggu kita. Peristiwa kolam Bethesda di serambi pintu gerbang domba, memberi beberapa pelajaran Iman bagi kita, antara lain dalam 5 hal 1. HIDUP ITU SEBUAH PERJUANGAN Untuk menikmati hidup dalam sukacita dan damai, orang harus berlomba, tidak bisa hanya duduk dan berharap. Tidak ada berkat yang turun otomatis dari langit, orang harus berjuang untuk mendapatkan Kasih Karunia Allah. Bandingkan masing-masing orang yang berjuang untuk mendapatkan kesembuhan disana. 2. BERJUANG HARUS DISERTAI IMAN Bahwa mereka yang sedang berjuang untuk mendapatkan Anugerah Allah untuk kesembuhan itu, yakin dengan sungguh bahwa ada mujizat yang akan Tuhan tunjukan. Untuk apa bersusah payah kalau tidak yakin dan percaya bahwa Tuhan ada disana. Itu yang dialami oleh sebagian besar mereka yang sembuh. 3. SOLIDARITAS PERLU DAN JANGAN EGOIS Didalam setiap perjuangan kehidupan, kadang terlihat dengan nyata bahwa manusia hanya memikirkan dirinya. Yang penting saya selamat, saya aman, saya bahagia, orang lain bukan urusan saya dan bukan tanggung-jawab saya. Disini egoisme kadang menonjol, itu terlihat dari mereka yang sedang berjuang untuk sembuh. 4. IMAN MENYELAMATKAN ENGKAU Kadang didalam hidup ini kita sangat mengharapkan pertolongan orang lain, tetapi kadang pula pertolongan itu tidak datang. Kita kadang kecewa dan putus asa karena antara harapan dan kenyataan itu tidak sebanding. Jangan lupa kita masih punya Iman, dan Tuhan tahu itu. Itulah yang dialami oleh si sakit. 5. SENGSARA MEMBAWA NIKMAT Orang-orang yang pernah alami derita didalam perjuangan hidupnya, Tuhan memperhitungkan derita mereka. Dan pengorbanan mereka tidak pernah “jatuh ditanah”, karena Tuhan terus menopang hidup mereka. Kadang “SENGSARA MEMBAWA NIKMAT”, itulah yang dialami oleh si sakit karena Tuhan itu Allah yang solider dengan derita kita. Dia Allah yang peduli, karena Dia sendiri pernah merasakan penderitaan itu. Dia Tuhan yang punya sensivitas yang tinggi dan Allah penuh Empati. Inilah makna Minggu Sengsara Tuhan Yesus bagi kita orang-orang beriman.
PerjanjianLama No. 70 - 75. KJ. 70 HUJAN, HUJAN. 1. Hujan, hujan, tak hentinya hujan turun menderas; empat puluh hari hujan, hujan lagi, jadi air bah. 2. Pohon, hewan dan semua orang mati tenggelam; dalam banjir ini gunung yang tertinggi ikut terbenam. 3. Tema kita hari ini Ia harus dihukum mati. Siapa yang harus dihukum mati? Kita semua tahu, Dialah Yesus Tuhan kita. Ia harus dihukum mati. Ini keputusan sebuah pengadilan Mahkamah Agama Sanhedrin. Di Israel masa itu, Mahkamah Agama adalah dewan tertinggi di Yerusalem untuk urusan agama dan segala hal yang berhubungan dengan orang Yahudi. Mahkamah Agama berjumlah 70 orang dan dipimpin seorang Imam Besar serta beranggotakan Imam – imam kepala dan tua – tua bangsa Yahudi. Proses pengadilan dan keputusan waktu itu disetujui juga oleh Penguasa Romawi. Pada suatu waktu dalam sejarah dunia tercatat pengadilan terhadap Yesus menghasilkan keputusan Ia harus dihukum mati. Keputusan ini adalah sebuah proses yang dimulai dari kebencian yang merasuk hati dan tipu muslihat yang menguasai otak. Persekongkolan untuk menangkap dan membunuh Yesus sudah dibahas sebelumnya di Istana Imam Besar Kayafas ini Matius 261-5. Rencana sukses dijalankan dan orang – orang yang bersekongkol menanti hasil tipu muslihat itu. Para Ahli Taurat dan tua – tua telah berkumpul di Istana Imam Besar Kayafas. Di Istana Imam Besar yang seharusnya menjadi tempat keadilan dan kebenaran dinyatakan, tempat perlindungan bagi orang-orang yang lemah dan tertindas ternyata telah berubah menjadi singgasana kelaliman. Yesus yang telah ditangkap di bawah ke situ. Imam kepala dan seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus. Mereka bahkan menyiapkan banyak saksi dusta. Mereka memfitnah Yesus. Mereka memutarbalikan ajaran dan perkataan Yesus. Tapi Yesus tidak membuka mulut untuk menjawab atau membantah atau membela diri dari setiap dakwaan yang dituduhkan kepada-Nya. Yesus diam bukan karena Ia tak berdaya. Tapi karena Ia mengasihi kita. Yesus memilih taat dan setia pada misi BapaNya. Ketika Yesus menjawab dengan menyatakan siapa diriNya, bahwa Anak manusia akan duduk disebelah kanan Bapa yang Maha Kuasa, maka Kayafas mengoyakkan pakaiannya. Kayafas menyimpulkan Yesus menghujat Allah lalu seluruh Mahkamah Agama menjatuhkan keputusan itu Ia harus dihukum mati. Petrus yang sudah malarikan diri, ikut serta dari jauh lalu masuk dan duduk diantara para pengawal. Petrus mendengar dan mengikuti proses pengadilan dan pengambilan keputusan. Keputusan itu lalu mengesahkan apapun yang dilakukan orang terhadap Yesus. MukaNya diludahi dan ditinju. Ia dipukul dan orang banyak mengolok – olok Dia. Tapi Yesus rela meminum cawan derita, menanggung sengsara, menerima hinaan dan fitnahan, memikul Salib menempuh Via Dolorosa. Walaupun melalui keputusan pengadilan yang tidak adil tapi Yesus menerima segala bentuk ketidakadilan itu. Yesus rela mati, supaya genaplah kehendak Allah agar saya dan saudara yang berdosa beroleh selamat. Yesus sudah menanggung sengsara dan derita. Yesus sudah mati bagi kita. Kita sekalian sudah ditebus oleh darahNya yang tercurah di Golgota. Dan kita sedang menikmati anugerah keselamatanNya. Pada minggu sengsara yang ke 5 ini, mari kita merenungkan pesan Firman Tuhan bagi kita Yesus mati supaya kita yang berdosa dibenarkan sehingga kitapun dapat melakukan misi Allah untuk menyatakan kasih, keadilan, kebenaran dan untuk melakukan kehendakNya dalam hidup kita. Mari merenung dalam rasa malu dan tak layak atas apa yang Yesus alami. Mari mengoreksi hidup agar tak lagi dibungkus kemunafikan dan kepalsuan. Saudaraku, dunia saat ini sedang diguncang oleh Pandemi Global Virus Corona. Ada diantara kita yang selalu mengikuti perkembangan berita tentang Virus Corona dari berbagai media. Hari ini, sudah lebih dari kasus di dunia, lebih dari orang yang mati. Di Indonesia sebanyak 405 orang telah terinfeksi dan 38 orang meninggal dunia. Apa yang kita renungkan bertepatan dengan minggu sengsara ke-5 ini ? Sesungguhnya Tuhan mengajar kita melalui berbagai peristiwa yang terjadi dalam dunia ini. Tuhan menegor kita melalui Kisah Pengadilan Mahkamah Agama dalam kisah hari ini. Janganlah seperti Mahkamah Agama yang menghalalkan kejahatan. Janganlah seperti Petrus yang mengikuti pantau dari jauh lalu mencari jalan aman bahkan tak sungkan menyangkalNya saat terjepit. Tuhan juga mengajar kita melalui Pandemi Virus Corona. Betapa tidak, virus corona telah menjungkirbalikan semua kesombongan manusia. Yerusalem menjadi sunyi, Vatikan sepi, tempat – tempat ritual agama menjadi kosong. Event olahraga dibatalkan, ekonomi negara adidaya terancam ambruk. Corona memberi pesan bahwa kehidupan kita sangatlah rapuh. Jika selama ini kepala kita terangkat dengan gagah karena kita memiliki semua yang kita inginkan, maka sekarang mesti harus menunduk malu bahkan mengoyakkan pakaian tapi bukan seperti Kayafas yang mengoyakkan pakaian dengan kemunafikan. Kita mesti mengoyakkan pakaian segala dosa kita. Allah mau kita berbalik dari segala kesombongan, keegoisan, kemunafikan untuk kembali padaNya. Berhentilah bermain – main dengan ambisi untuk menguntungkan diri sendiri, untuk memperkaya diri, untuk menghalalkan segala cara tapi mengorbankan sesama dan menghancurkan alam ciptaanNya. Berhentilah menikmati keserakahan yang membuat kita lupa diri dan lupa Tuhan. Berhentilah mempertontonkan kehebatan ibadahmu tanpa solidaritas terhadap sesama. Berhentilah menggemakan nama Tuhanmu jika hanya dalam kemunafikan. Bencana ini menjadi sebuah cambuk agar kita sadar, ada Tuhan di atas segalanya. Betapa rapuhnya kita manusia. Tanpa nafas hidup anugerahNya maka kita hanya seonggok tanah. Tanpa hikmat pemberianNya maka peradaban akan mati. Ia Tuhan yang berkuasa atas alam semesta dan seisi dunia ini. Di tengah keganasan dan kegelisahan Corona, Ia Tuhan yang sudah menderita dan mati untuk kita. Apakah kita mesti menanti ancaman corona barulah kita sadar? Tidak cukupkah sengsaraNya menampar kita? Atau kematianNya menyentuh hati kita? Jadi ingatlah penciptamu, percayalah pada Juruselamatmu, bersandarlah pada penolongmu. Carilah Tuhan pada keheningan yang bermakna bukan keramaian yang semu. Temukanlah Tuhan pada via dolorosa kehidupan kita bukan hanya terbatas pada ritus – ritus agama. Berteduhlah dalam hening untuk merenung sengsara sang Mesias. Bertekunlah dalam doa agar semua pihak beroleh kekuatan dari Tuhan di dalam badai ini. Bersehatilah sebagai saudara seiman untuk saling menguatkan melewati bencana ini, entahkah saudara masih bisa bersalaman atau tidak? Entah saudara beribadah di gereja atau di rumah atau bahkan di kolong – kolong jembatan. Pelihara imanmu, syukuri hidupmu, jaga kesehatanmu, rawatlah alam disekelilingmu, berjuanglah bersama para pejuang kemanusiaan untuk memberi penghiburan dan harapan dari Tuhan dalam masa – masa sulit seperti ini. Itu Misi Allah yang mesti kita lanjutkan. Melakukan misi Allah meski dalam diam jauh lebih berarti daripada terlibat dalam kegaduhan adu argumentasi, adu ayat Kitab Suci, adu pembelaan diri, adu teori dan lain sebagainya. Allah menghendaki kita menempuh via dolorosa hidup kita sekarang dalam perenungan yang dalam, dalam keheningan yang sunyi, dalam penyesalan yang sungguh dan dalam ketaatan penuh pada Bapa yang memelihara kita di badai topan dunia ini termasuk di badai topan corona. Pada Minggu Sengsara V ini kita tetap dapat bersukacita dan bersyukur. Minggu sengsara yang ke – 5 dalam Kalender Gerejawi disebut Minggu Laetare. Laetare artinya “bersukacitalah”. Kita bersyukur karena Allah memegang tangan kita melewati badai ini. PenyertaanNya sempurna, janjiNya meneguhkan iman kita sehingga mulut serta hati kita tetap memuji Dia “Biar badai menyerang, biar ombak menerjang, aku akan bersyukur kepada Tuhanku” Kidung Jemaat 4502. Selamat Hari Minggu. Selamat melanjutkan perenungan pada Minggu – minggu sengsara. Tuhan memberkati.Yesusadalah sumber air hidup dan kesembuhan. Orang sakit itu tak perlu menunggu lagi air kolam berguncang. Dia disembuhkan oleh Yesus. Yang dituntut dari orang sakit itu adalah iman dan sikap iman yang teguh, yaitu jangan berbuat dosa lagi. Kepada Yesus, Sumber Air Hidup inilah kita mesti datang menimba hidup dan rahmat berlimpah.